Wednesday, March 12, 2014

Kemarilah, Maka Kuceritakan Tentang Jepang

Datanglah kemari, maka akan kuceritakan engkau tentang Jepang. Nggaya... ke Jepang baru di mimpi doang mau cerita tentang jepang.
Tapi tak apa lah ya.... sumbernya dari si boss yang baru pulang dari Jepang. Sebenarnya ini cerita tahun lalu, tapi baru keinget sekarang buat diposting, lumayan untuk rame-ramein blog.
Yaap... dimulai dari mendengar cerita-cerita tentang negeri sakura dulu, nanti seiring berjalannya waktu pasti semakin mendekat menuju ke sana beneran #someday.
Waktu cerita-cerita itu ada beberapa poin yang baru kuketahui tentang Jepang. Ini aku buatkan beberapa listnya. Entah bener atau salah pada kenyataannya, yang sudah pernah ke Jepang, silakan dikoreksi :D

1. Beli tanah di Jepang terbatas
Katanya, orang Jepang jarang yang punya sertifikat tanah, kebanyakan cuma sewa-sewa apartemen atau ngontrak. Katanya memang ada regulasi yang sangat ketat untuk masalah jual beli tanah. Sebenarnya aku belum menemukan informasi ini waktu googling, jadi entah bener atau salah atau kurang tepat, who knows 

2. Taksi di Tokyo mehong gila

Ini nih yang bikin si boss teriak-teriak geje, soalnya mereka ada pengalaman buruk naik taksi di sono. Pelayanan sih oke, tapi bikin buruk dompet katanya :D
Dilansir dari Telegraph, Kamis (25/4/2013), sebuah perusahaan Moneycorp melakukan penelitian terhadap negara-negara dengan ongkos taksi bandara paling mahal di dunia dan Bandara Narita di Tokyo, menempati urutan ongkos taksi bandara termahal di Asia dan paling mahal nomor 3 di dunia. Informasi tahun 2013 dulu, untuk bertaksi ria dari bandara ke pusat Kota Tokyo sekitar 65 kilometer dan biaya yang harus dikeluarkan sekali jalan adalah sekitar Rp2,8 juta alias Rp70.500,- per kilometer. Aje gile kan?? >o<

3. Tingkat stress tinggi
Kalau yang ini udah sering denger banyak orang Jepang bunuh diri baik dari yang muda sampai yang tua. Mungkin ini juga bisa karena bawaan budaya kali ya? Sejarahnya mereka kan punya tradisi harakiri yaitu tradisi bunuh diri dengan cara memotong perut dari perut sebelah kiri melintang ke tengah, jika ga mati-mati juga, ada asisten yang siap memisahkan leher si korban (sebutannya apa nih? kenyataannya dia mengorbankan dirinya sendiri) dari tubuhnya.
Pernah dengar juga cerita dari DR. Anwar Oktober lalu tentang tingginya tingkat stress pelajar/mahasiswa Jepang yang berujung pada bunuh diri, menjadi bahan diskusi serius para petinggi kampus untuk dibuatkan regulasi atau SOP atau semacamnya.

4. Serba vending machine
Di Jepang, apa-apa serba mesin, serba otomatis termasuk dalam urusan jual beli termasuk tiket, makanan, buah-buahan, air minum dalam kemasan, mainan anak-anak, bahkan T-Shirt semuanya otomatis pakai mesin. Jadi ga perlu hire orang buat jadi pelayan dan kasir.

5. Toko kelontong sudah pakai mesin pengembalian uang otomatis
Ini yang juga belum kutemukan datanya dari hasil googling. Jadi menurut penuturan si boss, toko-toko kelontong di sono sebagian besar memang sudah punya mesin pengembalian uang otomatis. Jadi ga ada ceritanya uang kembalian berupa permen (berasa familiar -_-)

Itu sih 5 poin paling menarik dari cerita-cerita waktu itu. Semoga aku bisa ke sana beneran dan membuktikan kebenarannya #ngarep


sumber :
https://www.lib.utexas.edu/maps/japan.html
http://travel.detik.com/read/2013/04/25/162644/2230510/1382/1/inilah-10-bandara-dengan-ongkos-taksi-paling-mahal
http://www.tribunnews.com/bisnis/2013/04/07/sungguh-mengerikan-di-jepang-bunuh-diri-pun-jadi-bisnis


No comments:

Post a Comment