Beberapa pekan yang lalu aku posting tentang pengendalian emosi. Sebenarnya itu didasari dari konflik ukhuwah yang alhamdulillah dapat terselesaikan dengan outstanding karena atas izin Alloh kedua belah pihak dapat mengendalikan dan mengelola emosi. Semoga seterusnya bisa seperti itu.
Masih berkaitan dengan ukhuwah. Ukhuwah Islamiah atau persaudaraan yang islami itu baru terbukti di saat-saat yang tidak enak. Saat konflik ada, di situlah ukhuwah diuji dan dibuktikan. Kali ini akan kuceritakan sebuah kisah yang menurutku mengharukan. Tapi berhubung kemampuan menulisku sangat standar, entahlah, kalian bisa merasakan apa yang kurasakan atau tidak. Oiya, sebelum aku mulai, perlu diinfokan bahwa sebenarnya aku belum minta izin yang bersangkutan untuk membagi cerita ini. Jadi kita anonim aja ya semua nama-nama terkait.
Sebut saja namanya RJ. Sebelumnya aku sama sekali tidak mengenal RJ (bahkan sampai sekarang). Jangankan mengenal, tahu ada makhluk bernama RJ saja tidak. Qodarullah, aku bergabung dengan teman-teman tim sukses seorang calon legislatif dari sebuah parta dakwah dan membuat group di WhatsApp untuk saling berkoordinasi. Tujuan utama dibuatnya group tersebut memang untuk saling berbagi informasi terkait program-program baik jangka pendek maupun jangka panjang yang akan diimplementasikan di masyarakat. Tapi kadangkala ada juga yang share topik-topik di luar program-program kita, termasuk informasi yang disampaikan oleh salah seorang anggota group yang mengabarkan bahwa ada anak kontrakan yang kesurupan sejak kemarin malem (Kamis malam pekan pertama bulan Maret). Qodarullah, salah seorang anggota group yang lain (sepertinya) berpengalaman rukyah, kemudian melalui WA memandu teman-teman yang di kontrakan untuk rukyah.
"Baca surat ini, baca surat itu. Anaknya diginiin, kasih ini, kasih itu, dll" yah aku memang lupa apa saja yang diinstruksikan. *seingatku selama 23 tahun hidup, tidak pernah lihat orang kesurupan.
Koordinasi terus berlanjut baik lewat WA maupun telepon. Namun beberapa jam kemudian group WA itu mulai agak sepi. Hampir satu hari berlalu baru aku tahu satu per satu anggota group yang ikhwan (saudara laki-laki) ternyata berbondong-bondong menolong RJ. Mereka barsatu padu berkoordinasi langsung untuk membantu RJ yang sebelumnya mereka sendiri tidak tahu apalagi mengenal.
Satu per satu ustadz di panggil untuk rukyah. Singkat cerita ternyata RJ kesurupan parah. Ustadz A, B, C sudah dikerahkan, setiap habis rukyah jin berhasil keluar, namun tak lama kemudian datang lagi datang lagi. Akhirnya sehari semalam sudah RJ berjuang melawan pasukan jin yang merasuki tubuhnya, tanpa tidur tanpa makan hingga energinya terkuras habis. Ustadz yang terakhir (Sabtu) itu menyarankan untuk di bawa ke rumah sakit agar RJ mendapat asupan energi (melalui infus).
Sabtu malam RJ resmi opname di rumah sakit. Ternyata kondisi RJ di rumah sakit tidak menjadi lebih baik. Kadang kala ia tetap meronta-ronta. Butuh sekitar 10 orang untuk menahan RJ agar tetap di tempat tidurnya. Bayangkan, 10an orang laki-laki harus berjuang menahan 1 kekuatan yang secara fisik hanya 1 orang. Kenapa tidak ditali? Ya, alasannya karena tidak tega. Tapi kalau sudah terlalu capai, kadang-kadang ditali.
Aku tidak akan cerita lengkapnya bagaimana RJ di rumah sakit, karena aku sendiri tidak melihatnya langsung. Aku hanya tahu dari memantau koordinasi para lelaki itu di WA. For information, Anggota group itu sendiri berasal dari 5 kampus yang berbeda dan sebagian besar memang ikhwan alias para lelaki. Atas nama ukhuwah, mereka saling bagi jadwal jaga, ada yang nyari-nyari ustadz, dsb. Aku dan beberapa akhwat lain lama-lama tak tega juga dengan keadaan RJ dan keadaan para lelaki itu, yang akhirnya mendorong kami untuk menjenguk di RS. Kunjungan pertama kawan-kawan yang putri (2 orang) datang sambil membawa nasi yang sangat disambut meriah oleh para 'penjaga', maklum sejak Kamis (pekan pertama) malam itu mereka entah makan atau tidak. Ga sempat lagi makan dan tidur tenang. Aku sendiri baru menjenguk Selasa pagi, sebelum berangkat kantor mampir ke RS dulu bareng 1 kawanku yang kemarin sudah duluan menjenguk.
Ketika sampai di ruangan, dan baru pertama melihat RJ, perasaanku campur aduk antara, tidak tega, salut dan takjub. Tidak tega melihat keadaan RJ yang pandangannya kosong dan tidak karuan, salut pada kesungguhan teman-teman menjaga RJ sampai dalam urusan 'ke belakang', dan takjub mengingat sebagian besar mereka yang ikut menjaga sebelumnya sama sekali tidak mengenal. Kata 2 ustadz terakhir yang menangani RJ, sudah tidak ada jin yang merasuki. Mungkin sekarang tinggal depresi RJ yang perlu diatasi.
Selasa pagi itu juga aku mendapat cerita bahwa tadi subuh RJ pelan-pelan antara sadar dan tidak dituntun untuk Sholat Subuh. Selesai sholat Subuh kemudian ia minta dipeluk satu per satu. Menurutku itu hal yang mengharukan lhoh. Ah tapi gimana ya jelasin keadaannya. Susah aku menjelaskannya lewat kata-kata.
Mungkin dari tadi kalian bertanya-tanya, kemana keluarganya? Awalnya itu juga menjadi tanda tanya besar di otakku. Ternyata Selasa itu aku baru tahu bahwa RJ adalah yatim piatu dan abang-abangnya tersebar di seantero Indonesia sehingga tidak bisa langsung menemani RJ. Baru Selasa pagi (setelah aku tidak di RS lagi) satu per satu abang & 'uni'nya sampai di Jogja.
Rabu pagi RJ dipindah ke Rumah Sakit Provinsi di Poli kejiawaan dan tidak boleh ditunggui. Kamis berikutnya baru boleh dijenguk.
Sejak keluarganya berdatangan pada hari Selasa itu, kicauan tentang RJ di WA mulai berkurang, kami kembali fokus pada tugas-tugas awal. Hanya sesekali ada yang menanyakan bagaimana keadaan RJ.
Info terakhir yang kudapat hari ini (Kamis), kawanku yang kemarin Selasa bersamaku menjenguk, tadi menjenguk lagi. Kemudian ia terharu melihat keadaan RJ yang lumayan lebih baik dari terakhir kami lihat. Yang lebih mengharukan ia share percakapan yang ia dengan antara dokter dan RJ
Dokter : RJ tahu tidak kenapa di sini?
RJ : Tahu
Dokter : Kenapa ada di sini?
RJ : Karena hati
Dokter : Hatinya kenapa?
RJ : Karena di hati itu tidak ada Alloh, Alloh, Alloh.
Huwaaaa.........rasanya udah mau nangis aja ni mata. Jawaban RJ sungguh di luar dugaan. Kami pikir apa yang kami lakukan beberapa hari ini tidak meninggal bekas pada RJ yang memang lebih sering diambil alih tubuhnya. Tapi ternyata di sela-sela ia dapat mengambil alih tubuhnya, ia tahu bagaimana teman-temannya membacakan doa untuknya, tilawah dan berdoa di depannya, mengajaknya liqo di sela-sela kesadarannya bahkan katanya ia juga ingat ada aku sempat menjenguknya..
Yap, itulah RJ yang baru aku tahu namanya beberapa hari ini. RJ yang membuat para ikhwan dari 5 kampus bergantian meronda siang malam. Entah apa yang ada di dalam hati dan pikirannya saat ini. Kami hanya tahu ia sedang mengalami masalah yang sangat berat. Masalah apa, itu masih misteri sampai saat tulisan ini dibuat. Dokter pun masih berusaha membantu RJ keluar dari persoalan yang dia hadapi. Saat ini kami, saudara-saudara seiman yang disatukan dalam sebuah ikatan Ukhuwah Islamiah, hanya bisa berdoa dan mensupport keluarganya. Semoga RJ cepat sembuh. Semoga ridho dan rahmat Alloh selalu bersamanaya. Aamiin.
Sepenggal doa Hasan Al Banna rasanya pas sekali dengan yang kita alami saat ini
Masih berkaitan dengan ukhuwah. Ukhuwah Islamiah atau persaudaraan yang islami itu baru terbukti di saat-saat yang tidak enak. Saat konflik ada, di situlah ukhuwah diuji dan dibuktikan. Kali ini akan kuceritakan sebuah kisah yang menurutku mengharukan. Tapi berhubung kemampuan menulisku sangat standar, entahlah, kalian bisa merasakan apa yang kurasakan atau tidak. Oiya, sebelum aku mulai, perlu diinfokan bahwa sebenarnya aku belum minta izin yang bersangkutan untuk membagi cerita ini. Jadi kita anonim aja ya semua nama-nama terkait.
Sebut saja namanya RJ. Sebelumnya aku sama sekali tidak mengenal RJ (bahkan sampai sekarang). Jangankan mengenal, tahu ada makhluk bernama RJ saja tidak. Qodarullah, aku bergabung dengan teman-teman tim sukses seorang calon legislatif dari sebuah parta dakwah dan membuat group di WhatsApp untuk saling berkoordinasi. Tujuan utama dibuatnya group tersebut memang untuk saling berbagi informasi terkait program-program baik jangka pendek maupun jangka panjang yang akan diimplementasikan di masyarakat. Tapi kadangkala ada juga yang share topik-topik di luar program-program kita, termasuk informasi yang disampaikan oleh salah seorang anggota group yang mengabarkan bahwa ada anak kontrakan yang kesurupan sejak kemarin malem (Kamis malam pekan pertama bulan Maret). Qodarullah, salah seorang anggota group yang lain (sepertinya) berpengalaman rukyah, kemudian melalui WA memandu teman-teman yang di kontrakan untuk rukyah.
"Baca surat ini, baca surat itu. Anaknya diginiin, kasih ini, kasih itu, dll" yah aku memang lupa apa saja yang diinstruksikan. *seingatku selama 23 tahun hidup, tidak pernah lihat orang kesurupan.
Koordinasi terus berlanjut baik lewat WA maupun telepon. Namun beberapa jam kemudian group WA itu mulai agak sepi. Hampir satu hari berlalu baru aku tahu satu per satu anggota group yang ikhwan (saudara laki-laki) ternyata berbondong-bondong menolong RJ. Mereka barsatu padu berkoordinasi langsung untuk membantu RJ yang sebelumnya mereka sendiri tidak tahu apalagi mengenal.
Satu per satu ustadz di panggil untuk rukyah. Singkat cerita ternyata RJ kesurupan parah. Ustadz A, B, C sudah dikerahkan, setiap habis rukyah jin berhasil keluar, namun tak lama kemudian datang lagi datang lagi. Akhirnya sehari semalam sudah RJ berjuang melawan pasukan jin yang merasuki tubuhnya, tanpa tidur tanpa makan hingga energinya terkuras habis. Ustadz yang terakhir (Sabtu) itu menyarankan untuk di bawa ke rumah sakit agar RJ mendapat asupan energi (melalui infus).
Sabtu malam RJ resmi opname di rumah sakit. Ternyata kondisi RJ di rumah sakit tidak menjadi lebih baik. Kadang kala ia tetap meronta-ronta. Butuh sekitar 10 orang untuk menahan RJ agar tetap di tempat tidurnya. Bayangkan, 10an orang laki-laki harus berjuang menahan 1 kekuatan yang secara fisik hanya 1 orang. Kenapa tidak ditali? Ya, alasannya karena tidak tega. Tapi kalau sudah terlalu capai, kadang-kadang ditali.
Aku tidak akan cerita lengkapnya bagaimana RJ di rumah sakit, karena aku sendiri tidak melihatnya langsung. Aku hanya tahu dari memantau koordinasi para lelaki itu di WA. For information, Anggota group itu sendiri berasal dari 5 kampus yang berbeda dan sebagian besar memang ikhwan alias para lelaki. Atas nama ukhuwah, mereka saling bagi jadwal jaga, ada yang nyari-nyari ustadz, dsb. Aku dan beberapa akhwat lain lama-lama tak tega juga dengan keadaan RJ dan keadaan para lelaki itu, yang akhirnya mendorong kami untuk menjenguk di RS. Kunjungan pertama kawan-kawan yang putri (2 orang) datang sambil membawa nasi yang sangat disambut meriah oleh para 'penjaga', maklum sejak Kamis (pekan pertama) malam itu mereka entah makan atau tidak. Ga sempat lagi makan dan tidur tenang. Aku sendiri baru menjenguk Selasa pagi, sebelum berangkat kantor mampir ke RS dulu bareng 1 kawanku yang kemarin sudah duluan menjenguk.
Ketika sampai di ruangan, dan baru pertama melihat RJ, perasaanku campur aduk antara, tidak tega, salut dan takjub. Tidak tega melihat keadaan RJ yang pandangannya kosong dan tidak karuan, salut pada kesungguhan teman-teman menjaga RJ sampai dalam urusan 'ke belakang', dan takjub mengingat sebagian besar mereka yang ikut menjaga sebelumnya sama sekali tidak mengenal. Kata 2 ustadz terakhir yang menangani RJ, sudah tidak ada jin yang merasuki. Mungkin sekarang tinggal depresi RJ yang perlu diatasi.
Selasa pagi itu juga aku mendapat cerita bahwa tadi subuh RJ pelan-pelan antara sadar dan tidak dituntun untuk Sholat Subuh. Selesai sholat Subuh kemudian ia minta dipeluk satu per satu. Menurutku itu hal yang mengharukan lhoh. Ah tapi gimana ya jelasin keadaannya. Susah aku menjelaskannya lewat kata-kata.
Mungkin dari tadi kalian bertanya-tanya, kemana keluarganya? Awalnya itu juga menjadi tanda tanya besar di otakku. Ternyata Selasa itu aku baru tahu bahwa RJ adalah yatim piatu dan abang-abangnya tersebar di seantero Indonesia sehingga tidak bisa langsung menemani RJ. Baru Selasa pagi (setelah aku tidak di RS lagi) satu per satu abang & 'uni'nya sampai di Jogja.
Rabu pagi RJ dipindah ke Rumah Sakit Provinsi di Poli kejiawaan dan tidak boleh ditunggui. Kamis berikutnya baru boleh dijenguk.
Sejak keluarganya berdatangan pada hari Selasa itu, kicauan tentang RJ di WA mulai berkurang, kami kembali fokus pada tugas-tugas awal. Hanya sesekali ada yang menanyakan bagaimana keadaan RJ.
Info terakhir yang kudapat hari ini (Kamis), kawanku yang kemarin Selasa bersamaku menjenguk, tadi menjenguk lagi. Kemudian ia terharu melihat keadaan RJ yang lumayan lebih baik dari terakhir kami lihat. Yang lebih mengharukan ia share percakapan yang ia dengan antara dokter dan RJ
Dokter : RJ tahu tidak kenapa di sini?
RJ : Tahu
Dokter : Kenapa ada di sini?
RJ : Karena hati
Dokter : Hatinya kenapa?
RJ : Karena di hati itu tidak ada Alloh, Alloh, Alloh.
Huwaaaa.........rasanya udah mau nangis aja ni mata. Jawaban RJ sungguh di luar dugaan. Kami pikir apa yang kami lakukan beberapa hari ini tidak meninggal bekas pada RJ yang memang lebih sering diambil alih tubuhnya. Tapi ternyata di sela-sela ia dapat mengambil alih tubuhnya, ia tahu bagaimana teman-temannya membacakan doa untuknya, tilawah dan berdoa di depannya, mengajaknya liqo di sela-sela kesadarannya bahkan katanya ia juga ingat ada aku sempat menjenguknya..
Yap, itulah RJ yang baru aku tahu namanya beberapa hari ini. RJ yang membuat para ikhwan dari 5 kampus bergantian meronda siang malam. Entah apa yang ada di dalam hati dan pikirannya saat ini. Kami hanya tahu ia sedang mengalami masalah yang sangat berat. Masalah apa, itu masih misteri sampai saat tulisan ini dibuat. Dokter pun masih berusaha membantu RJ keluar dari persoalan yang dia hadapi. Saat ini kami, saudara-saudara seiman yang disatukan dalam sebuah ikatan Ukhuwah Islamiah, hanya bisa berdoa dan mensupport keluarganya. Semoga RJ cepat sembuh. Semoga ridho dan rahmat Alloh selalu bersamanaya. Aamiin.
Sepenggal doa Hasan Al Banna rasanya pas sekali dengan yang kita alami saat ini
"Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa sesungguhnya hati-hati kami ini,
telah berkumpul karena cinta-Mu,
dan berjumpa dalam ketaatan pada-Mu,
dan bersatu dalam dakwah-Mu,
dan berpadu dalam membela syariat-Mu.
Maka ya Allah, kuatkanlah ikatannya,
dan kekalkanlah cintanya,
dan tunjukkanlah jalannya,
dan penuhilah ia dengan cahaya yang tiada redup,
dan lapangkanlah dada-dada dengan iman yang berlimpah kepada-Mu,
dan indahnya takwa kepada-Mu,
dan hidupkan ia dengan ma'rifat-Mu,
dan matikan ia dalam syahid di jalan-Mu.
Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong."
No comments:
Post a Comment