Saturday, December 31, 2016

Simple Banana Cake


My 4th attempt banana cake ^_^


Ingredients:

Flour                       : 90 gr
Baking Powder       : ¼ tsp
Baking Soda           : ¼ tsp + half of ¼ tsp
Sugar                      : 90 gr
Salt                         : ¼ tsp
Vegetable oil or butter : 85 gr
Egg                        : 1
Meshed banana      : 100 gr
Milk                       : 50 gr 


Directions:
  1.  Preheat oven to 175 degree C for around 15 minutes.
  2. Mix flour, baking powder, baking soda, sugar, and salt in a bowl (1st bowl).
  3. Mix egg, oil or butter (melted butter in advance before mix it), meshed banana, milk in a bigger bowl (2nd bowl).
  4. Using a filter, pour the ingredients in the 1st bowl to the 2nd bowl and stir until all mixed together almost like a dough (very watery dough).
  5. Pour the batter into the prepared pans. Put cake paper on the bottom of the pan to ease the cake from the pan.
  6. Bake for 45 minutes. Remove from oven and slice it when it is cooler.



PS: Big thanks to Tan for teach me this. I a ready for the next lesson, sensei :-*


Tuesday, December 20, 2016

Ini Tentang Cinta


Bagaimana perasaanmu kalau yang kita cintai dihina? Oke, mungkin tidak sampai dihina, tapi dinyinyir?

Marah? Sakit hati? Tentu! Itu yang aku rasakan. Namun bagaimana jika yang membuatmu sakit hati itu adalah orang yang kamu sayangi pula? Bagiku, itu lebih menyakitkan. Sakiiiiit. Sungguh. Mau marah? Tapi bagaimana caranya? Marahmu ke dia mungkin bahkan akan memperkeruh suasana. Mengumpat-ngumpat? Memangnya itu menyelesaikan masalah?
Diam saja? Tapi sakitnya tak terperi!!!
Bingung! Bagaimana cara kita membela yang kita cintai itu? Yang kita cintai di atas segala-segalanya yang ada di bumi ini.

Aku tidak rela ya Allah...... Sungguh tak rela agamaku di hina. Sungguh ku tak tahu bagaimana caraku ikut membela agama ini. Aku tak mau seperti mereka yang menyinyir, aku tak mau seperti mereka yang membabi buta membaca cap Islam untuk hal-hal yang buruk. Sungguh, Ya Allah, aku tak rela! Tapi apa yang bisa kulakukan?

Pernyataan berikutnya, bagaimana bisa yang kita cintai tadi dinyinyir, dijelek-jelekkan, dituduh yang tidak-tidak, atau bahkan difitnah? Aku tak bisa sepenuhnya menyalahkan orang yang menyinyir agamaku karena orang yang mengaku mencintainya pun melakukan hal yang sama bahkan kadang lebih buruk dari itu. ITU!!! Sungguh aku tak bisa menyalahkan keduanya. Dan memang bukan hakku untuk menyalahkan dan menyinyir pendapat orang. Sungguh kadang godaan untuk "membela" yang kucinta tersebut sangat menggiurkan. Tapi berusaha sekuat tenaga kutahan. Sebagai gantinya, nyampah di blog :P

Habis mau bagaimana lagi caraku meluapkan marahku?
Yang paling kubisa untuk membela yang kucintai hanyalah dengan berusaha berlaku seperti aturan yang telah Dia tetapkan, meskipun dalam praktiknya banyak cacat.
Rasanya sakit hati melihat orang saling nyinyir hanya karena perbedaan pendapat.

Tapi di sini aku relatif lebih aman. Orang lebih menerima perbedaan meskipun kadang memang harus menahan segala emosi jika ada perbedaan pendapat yang menyinggung masalah prinsip. Sebagai orang yang percaya adanya Allah, jujur, rasanya sakit hati ketika diskusi dengan orang atheis, agnostik, rasionalis atau apalah namanya. Tapi berdebat memang bukan kapasitasku. Sehingga diam dan menelan rasa sakit lah sikap yang kupilih sambil terus berusaha teguh menunjukkan akhlaq Islami. Semoga mereka nanti paham.

Ya, ini lah caraku membela agamaku. Sungguh tak niatan aku menyinggung orang lain, kalaupun ada yang berbeda pendapat, silakan. Untukmu agamamu, untukku agamaku. Tapi kalau lah kau sudah keterlaluan, dan ada seruah untuk melawan, maka aku pun siap untuk berada dalam barisan. Tapi sekali lagi, sungguh tak ada niatanku untuk merusak hubungan silaturahim apapun. Aku akan berusaha menahan diri dari itu, semampuku. Semoga mereka pun paham, dan berusaha menahan diri.
Daripada sibuk dengan perbedaan, bukankah sebaiknya kita sibuk dengan kesamaan?





Saturday, December 17, 2016

Run!

Shinagawa, Tokyo, Japan

Run Run Run!
Someone shout out loud
Run!
But I am too tired to run
and I got lost
No one see 

Run!
But I still can hear that voice
Run! Run!
Where? Where should I run?
Run!
Where are you?
Who are you?

Could you please show your face?
Could you please tell me where you are?
No one see me
No one
Because there is no one
It's empty
Yes, there is no one
but you
but
who are you?
Run!


An escape poem from the assignments

Monday, November 21, 2016

Sekelumit cerita - Dari Research Student hingga BU

Banyak yang bertanya bagaimana bisa aku kuliah di Jepang. Pakai beasiswa apa? Kalau kuliah di Jepang harus bisa bahasa Jepang atau tidak, dan lain-lain. Sebenarnya sudah lama niat mau berbagi pengalaman tapi kok ya malesnya ga pergi-pergi. Tapi sudah ada janji dengan beberapa teman untuk share pengalaman komplit (terutama menyoal pembiayaan). Selain itu, ada juga janji dengan diri sendiri kalau dapat beasiswa mau nulis cerita perjalanannya. Tapi ini aku nulisnya asal aja ya. Asal mengalir dari hati tanpa gambar warna-warni dan atau hal-hal nyeni ala-ala blogger pada umumnya. Ndak. Jadi siap-siap bosen. Heheh.

Oke. Darimana sebaiknya kita mulai? Oh kita mulai saja dari pertanyaan Gimana cara bisa kuliah di Jepang? Karena itu pertanyaan yang paling sering muncul.

Gimana cara bisa kuliah di Jepang?
Sebenarnya ada banyak cara, yang paling umum (sepengetahuanku) adalah adanya kerjasama antar institusi misal antar universitas, dan/atau program-program PNS (terutama dosen dan peneliti). Kalau ada kerjasama dari institusi gitu sepertinya memang lebih gampang ya, informasinya bisa ditanyakan langsung ke institusinya. Biasanya ada beberapa program yang bisa diikuti. Tinggal ikuti persyaratannya, kalau rezeki, gampang lah insyaAllah.

Nah, gimana kalau kita ini dosen bukan, mahasiswa bukan (udah lulus maksudnya), kampus atau almamater mungkin baru ‘terdengar’ (lebih parah dari sekedar terakreditasi) sehingga ga ada kerjasama dengan kampus di luar negeri, cupu pula, ga punya duit pula, pinter juga enggak, IPK pas-pasan. Kalau memang begitu kondisinya, saran paling utama adalah kencengin deh doanya. Hehe…

Eh tapi serius. Itu ciri-cirinya mendekati kondisiku lho. Selain doa, asalkan ada usaha dan tawakkal yang sungguh-sungguh sehingga orang tua dan Allah ridho, inshaAllah bisa.

Nah, jadi kalau kita tidak terikat suatu institusi, maka kita harus kerja keras mencari jalur yang lain dan berusaha lebih keras. Berikut ini poin-poin yang mungkin bisa diusahakan (ga urut gapapa lho):

Saturday, October 15, 2016

Hijrahku bukan Mekah-Madinah

Lokasi: Wahana "Jaws" di Universal Studio Japan

Akhir-akhir ini sering mendengar kata hijrah. Kalau kita search tentang hijrah, pada dasarnya hijrah adalah perjalanan Rasulullah Muhammad sallallahu 'alayhi wasallam dari Mekah ke Yatsrib yang kemudian beliau ganti nama menjadi Madinah. Move on ini adalah titik balik setelah 13 tahun awal dakwah Rasulullah mengalami tantangan baik fisik maupun psikis dari masyarakat Mekah. Tidak seperti di Mekah, di Madinah Islam sangat diterima dan orang-orang memuliakan Rasulullah sebagai seorang Nabi dan Rasul dan teladan dalam setiap aspek kehidupan.
Seiring berjalannya waktu, entah sejak kapan, rasanya makna hijrah semakin luas. Entah benar atau tidak, sepertinya di Indonesia sekarang orang memaknai hijrah adalah segala macam move on. Umumnya dari move on dari yang tadinya jauh dari Islam ke yang lebih dekat dengan Islam. Yang tadinya tidak pakai jilbab, sekarang hijrah jadi pakai jilbab, rutin datang ke pengajian, lebih serius belajar Islam dan lain-lain. Secara fisik, bahkan pindah rumah pun orang bisa mengatakan itu hijrah. 
OK deh. Fix. Kalau gitu aku juga mau memaknai kepindahanku ke Jepang yang tujuan utamanya adalah melanjutkan studi sebagai hijrah juga.

Friday, August 26, 2016

Sang Mantan


Sang Mantan

๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ

Kala itu
Banyak orang datang dari benua biru
Awalnya kita pikir mereka tamu
Datang untuk membeli jamu
Jamu yang sangat laku
dijual di benua biru
Namun lama-lama mereka jemu
Hanya jadi pembeli melulu
Akhirnya nafsu menggebu
Tak hanya jamu yang mereka mau
Dan mereka pun datang menyerbu
Hingga tiga abad lebih berlalu
Nenek moyang kita ditipu!

Merdeka!
adalah cita-cita nenek moyang kita
Berbagai cara mereka lakukan
Dengan kelembutan maupun kekerasan
Jiwa raga nyawa bahkan keluarga dikorbankan
Demi sebuah asa kemerdekaan
Demi mengusir sang mantan 

Ah, kita memang terlalu cantik
Para mantan datang silih berganti
ada yang putih
ada pula yang kuning
Nenek moyang kita pun berganti 
Dari generasi ke generasi
Mewariskan semangat yang tak pernah mati
Hingga akhirnya datanglah yang dinanti
Proklamasi!

Tujuh belas Agustus
Tujuh puluh satu tahun yang lalu
Konon para mantan pergi berlalu
Meskipun awalnya tak semuanya mau
Tapi kita tak mau tahu
Karena kemerdekaan menjadi pemacu

Kini mereka sudah pergi
Para mantan sudah pulang kembali
Nenek moyang sudah berganti
Tinggalah kita sendiri
Merawat bumi pertiwi
Membuatnya tersenyum kembali

๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ

Shofi, di negri Sang Mantan
18 Agustus 2016
Didedikasikan untuk Indonesia Membaca dalam rangka 71th Indonesia

Wednesday, August 10, 2016

Your destiny is awaiting


I wanna announce it
But what for? 
I wanna everybody in this world know
But what for? 
I wanna get..... 
Again...  What for? 
Everything happens with a reason
Or some
5W 1H may always following each step you take
Is it easy to get it? 
To know the main means? 
Well, train yourself 
Believe yourself 
Ask your heart 
Hear it
Alloh has told you
Through your deepest heart 
Don't you hear it? 
It's telling you
Try to get you
Don't you ignore it? 
Keep on eye your road ahead
See your future still waiting for you
To be strong is what you need the most now

Let Alloh drive you 
Ask Him to make it for you
Alloh own everybody's heart
Ask Him to make it for him
Well, nothing imposible
Keep moving forward 
And give benefits to others
Your destiny is awaiting 

6-411, 03-08-2016

Thursday, June 23, 2016

Trio Propagasi Gelombang



Dalam komunikasi nirkabel (wireless communication), gelombang radio mengalami propagasi, atau persebaran, dari transmitter ke receiver biasanya disebabkan oleh tiga fenomena fisik yaitu :

  1. Pantulan (Reflection
  2. Difraksi (Diffraction)
  3. Pembelokan (Scattering)
Reflection--adalah fenomena fisik yang terjadi ketika gelombang elektromagnetik menabrak obyek yang luas dimensinya seperti gedung atau permukaan bumi. 

Diffraction--terjadi ketika gelombang terhalang oleh obyek yang tajam tak beraturan yang masih memiliki celah-celah sehingga menghasilkan gelombang sekunder di balik obyek penghalang tersebut. 

Scattering--adalah fenomena fisik ketika ketika gelombang dipaksa dibelokkan karena menabrak penghalang-penghalang kecil seperti dahan pepohonan, rambu-rambu lalutintas, dll. Hal ini menyebabkan sinyal yang sampai ke receiver  berasal dari beberapa jalur sehingga biasa juga disebut multipath propagation.

Wednesday, June 22, 2016

Perbedaan RSS dan RSSI

Beberapa kali baca paper tentang localization berdasarkan kekuatan sinyal ada yang menyebutkan RSS (Received Signal Strength) ada juga yang menyebutkan RSSI (Received Signal Strength Indicator).

Akhirnya dapat penjelasan singkat dari Technical Blog. Jadi RSS adalah nilai sinyal yang sebenarnya. Umumnya nilai RSS adalah negatif dalam satuan dBm, dB, miliWatt, Watt. Sedangkan RSSI adalah nilai indikator yang selalu positif dan tidak memiliki satuan. 

Bisa dikatakan RSSI itu untuk memudahkan pemahaman orang umum dengan mengkonversi nilai negatif pada RSS menjadi positif dengan cara scaling. Contoh, jika kekuatan sinyal atau RSS maximum 0 dBm dan minimum -100dBm maka kita bisa katakan RSSI maksimumnya adalah 100 dan minimum 0.

Semoga bermanfaat ^_^

sumber:
http://dinomycle.blogspot.jp/2011/04/difference-between-rssi-and-rss.html

Wednesday, June 15, 2016

Satu pelajaran penting kudapat

Satu pelajaran penting kudapat
Kau tau mengapa rasa itu ada?
Hati nuranimu telah menegurmu
Tapi kau abaikan
Masihkan kah kau mengelak?
Masihkah kau ragu?
Sesungguhnya yang baik dan yg buruk itu jelas
Hitam dan putih itu jelas
Kenapa masih juga kau ambil yang abu-abu?
Kau sudah tau
Bahwa harapan itu semu
Janganlah kau habiskan energimu
Untuk hal yang membuatmu ragu

Tinggalkan manusia
Atau kau harus siap kecewa
Ah sudah lah
Fokuskan dirimu hanya padaNya
Itu saja
INNALLAHA MA'ANA

6-411, 11-06-2016

Teman sejati

Apa yang kau sebut teman sejati?
Dimana itu teman sejati
Apakah ia selalu ada di hati
Atau dia yg tak pernah menyakiti?

Teman sejati
Apakah ia yang selalu ada mendampingi?
Apakah ia yang selalu ada untuk berbagi?
Apakah ia.......

Ah aku pun tak tahu
Kalau lah hanya Alloh tempat mengadu
Tentu tak perlu ragu untuk itu

Duhai hati
Kenapa kau kalah dengan nafsu duniawi?
Nafsu untuk memiliki teman sejati
Tapi kau tinggalkan sang pemilik hati
Akhirnya sesal kau dapati

Duhai diri
Belajarlah untuk memahami
Belajarlah untuk menahan diri
Gegap gempita duniawi
Takkan menemanimu saat kau mati

Duhai Rabbi
Ampunilah diri ini
Yang secara sadar telah mengotori diri
meninggalkanmu untuk sesuatu yang tak pasti

Wahai diri
Ingatlah untuk selalu menjaga diri dan hati
Hanya Allah dan rasulNya lah teman sejati
Tak usahlah kau cari lagi
Dalam kubangan lumpur berduri
Yang rentan melukai

Duhai Rabbi
Ampunilah diri ini
Lindungilah kami
Karena panasnya api
Tak sanggup kami hadapi

6-411, 10-06-2016



Wednesday, June 8, 2016

Course, Exam, and Friend



Mungkin didikan orangtua untuk selalu bertanggungjawab atas apa yang telah kita perbuat atau yang kita pilih telah terdoktrin dalam diri. Aku bersyukur memiliki orang tua yang sangat demokratis. Selama ini mereka selalu membiarkan kami, anak-anaknya, memilih apa yang kita mau. Memilih tidak asal memilih, tetapi memilih yang harus sepaket dengan tanggungjawab. Efeknya sampai sekarang, aku terbiasa memilih sendiri jalan hidupku dan bertekat tidak pernah menyesalinya meskipun mungkin setelah dijalani ternyata berujung pada sesuatu yang tidak diharapkan.

Tapi rasa tanggung jawab itu lah yang menjadi dasar sehingga alhamdulillah jarang sekali aku merasa menyesali apa yang telah kupilih untuk dijalani meskipun ternyata jalan itu terjal penuh onak dan duri *rasanya kenal frasa ini ya. xixixi.

Nah, ngomong-ngomong soal tanggun jawab, masih hangat dalam ingatan. Sepekan yang lalu setelah exam 1 suatu mata kuliah, seorang teman bilang katanya tidak mau melanjutkan exam 2. Sebagai catatan, mata kuliah satu ini memang cukup unik, alih-alih mengadakan mid term test di pertengahan term, sensei menggabungkan mid term test dan final test di pekan terakhir perkuliahan. Alasannya karena dia khawatir kalau dia mengadakan mid term test di tengah perkuliahan, dia akan kehilangan beberapa murid setelah ujian mid. Jadi, bisa dibayangkan, sesulit apa mata kuliah itu kan? haha...
Dan benar saja, setelah ujian mid (exam 1), beberapa teman mempertimbangkan untuk tidak mengikuti exam 2 yang hanya selisih 3 hari dari exam 1. Mereka mempertimbangkan untuk Fail alias gagal dalam mata kuliah ini daripada harus menerima kenyataan nilai C di transkip nilai. Istilah populernya, 50 lebih baik dari 60. Jika dapat nilai 50 artinya kamu dapat nilai F dan nilai F ini tak pernah muncul dalam transkip nilai, sedangkan 60 artinya nilai C akan nangkring manis di transkip nilai. So, that's what will be happen.

Thursday, May 26, 2016

Dan Hidayah itu Terserak di Sekitar


Kaget juga ternyata sudah lama sekali ga mampir ke blog. Perkuliahan model term ini benar-benar menyita waktu. Setiap term berlangsung kurang dari 3 bulan. Baru berapa pertemuan tetiba udah ujian mid, dan 2 pekan berikutnya ujian lagi. Belum lagi tugas-tugas dari sensei meneror hidup tiada ampun.

Oke, tapi aku ga mau cerita soal ujian dan membuang sampah-sampah alias mengeluh (soalnya udah punya 'tempat sampah' sendiri. wkwkwk). Jadi, mari kita ambil sisi positifnya. Bahasa kerennya, mari kita ambil hikmahnya dari kesibukan ini.

Sadar akan kelemahan diri di bidang akademik terutama matematika dan kesulitan untuk belajar sendiri, mau ga mau akhirnya harus cari partner belajar yang bisa ngajarin. Term sebelumnya karena belum punya teman dan terlalu cemen untuk SKSD (sok kenal sok dekat) akhirnya aku harus belajar sendiri dan akhirnya gagal (tapi  gapapa, yang penting udah usaha *menghibur diri lah). Jadi term ini kubuanglah rasa malu yang bikin cemen itu. Misi SKSD pun dijalankan. Dan alhamdulillah ternyata mereka memang baik-baik. Ternyata selama ini mereka juga pengen temenan sama orang aneh ini (atau akunya yang ke-PD-an? haha).

Jadilah hampir tiap malam aku kencan dengan orang-orang yang berbeda sesuai dengan mata kuliah yang dipelajari. Semakin banyak berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai negara itu, semakin banyak hal menarik yang kudapat. Beberapa dari hal menarik itu ada yang cukup membuatku tertohok dan memberi sedikit (mungkin juga banyak) perubahan diri.

Pada suatu malam setelah belajar Sytem Optimization di ruang diskusi di perpustakaan, kami terlibat perbincangan asyik tentang Bahasa Jepang. Jadi System Optimization ini adalah mata kuliah yang pengantarnya Bahasa Jepang. Aku nekat ambil mata kuliah ini walaupun ga ngerti Bahasa Jepang demi degree completion (ah ceritanya panjang nanti kalau bicara tentang sejarah kenapa aku berani ambil matkul ini). Nah, si anak yang kuminta untuk ngajarin ini bule Eropa yang doyan banget sama Bahasa Jepang dan hobi banget ambil mata kuliah yang pengantarnya Bahasa Jepang. Dan dia pinter matematika (kayaknya). Jadi pas lah aku belajar sama dia.

Monday, April 11, 2016

Selekta Rasa



Kadang iri kurasa
Saat orang dilanda cinta
Kupikir aku sudah jatuh cinta
Ya, memang itu cinta
Tapi cinta itu bukan pada seorang pria

Kisah cinta mereka itu
Kadang membuatku ragu
Apakah aku bisa dirindu
Seperti cara mereka dirindu
atau merindu?

Kadang jalan ini terasa sepi
Sepi bersama angin
Angin yang membisiki
Bahwa aku tak sendiri
Ya, aku tak sendiri
Dan takkan pernah sendiri

Selalu ada cerita dan ceria
Di setiap langkah sehasta
Kenapa hanya sehasta?
Karena aku tak cukup kuat
berlari mengejarnya
Tidak pula terlalu lemah
untuk sekedar berjalan lambat
di belakangnya

Tersenyum kadang memang berat
Kalau tak ingat kita harus bahagia
Ya, kita harus selalu bahagia
Bahagia atas apa yang kita punya
Ah, mungkin rasa syukur maksudnya

Akhirnya aku menunggumu
Hingga kau ada waktu menjemputku
Namun apalah dayaku
Kalau kita tak kunjung bertemu
Sampai Alloh berkata padaku
Saatnya kau pulang ke samping-Ku

#japanautumn2015


Thursday, March 24, 2016

Sayonara

I am sad. Yes, I have to admit that I am sad. I bet this sadness would be worse in case I had more communication with them. Today, 5 students from my lab have graduation ceremony. 1 one of them, I never had communication, 1 of them will pursue his doctoral study, so he will stay here at least until 3 years later. And then, the other 3 students, well, they left the lab today, in the day of their graduation ceremony.

May be I should let  you know that I am not too active in this lab. I don't have much communication. I rarely have time together with them, thus I only have very few memory of them. Though, I still feel missing them when they left. They were impressed me.

OK. I'll account a little bit about them. I hope by write it down makes me feel better. I start with the first person said 'goodbye'.

1. Ryouta Sekiya.
The only Japanese master student in our lab. It means we don't have Japanese student in our lab anymore after he graduated. He speaks English very fluent with good pronunciation. He missed my welcome party last April 2015. Several days after that, in one night while I still stay in lab until quite late (at that time 8 p.m. was quite late for me), suddenly one guy greeted me in my way to go outside.

"Hey, you must be that new student. I am Ryouta Sekiya, you can call me Ryouta. I am Japanese. So, sorry, what's your name"

"Shofi. Nice to meet you. So, where are you from?"     

"Do you mean my hometown? I am Japanese."

Drown to The Deep

Sai River Kanazawa, Ishikawa Prefecture



It's getting worse!!
You cannot let it growing and growing
No!
You can't
Throw it away
Yes!
You can do it
Yes!
Drown it to the deep
Let it disappear into the depth

Don't see!
Don't see!
Let it go
Focus on the your goal
Focus!
Focus!
Drown it to the deep
and keep going

Your destiny will go into you
Be patient
Be patient
Be patient
Your destiny will go into you

Nomi-shi, 24 March 2016


Wednesday, March 2, 2016

Arti Sebuah Pelukan

"We gonna have a sweet party for XX birthday. Let come and join with us"

Tetiba saja tetangga meja sebelah mengirim pesan dan mengundang semacam surprise party untuk salah seorang teman se-lab.  Well, sebenarnya aku termasuk orang (berusaha) tidak menspesialkan hari lahir. Bagiku, tanggal lahir hanya penting untuk sebatas urusan administrasi. Jadi, maafkeun aku ya kawans kalau memang tidak mengucapkan selamat ulang tahun atau memberi kado di hari ulangtahunmu. Kadang aku memang sengaja. Bahkan ketika ulang tahun orangtua atau adik-adikku. Seringnya aku ingat tanggal lahir mereka dan ingat. Tapi, again, sengaja tak ada ucapan selamt ulang tahun kukirimkan. Tapi insyaAlloh doaku untuk kalian. Selalu. InsyaAlloh. Entah apa yang kulakukan ini baik atau tidak, aku cuma tidak ingin ulang tahun itu menjadi budaya meskipun nyatanya itu sudah merupakan budaya bahkan bagi teman-teman muslim sekalipun.

Tapi aku tidak juga terlalu antipati dengan pesta ulangtahun atau semacamnya. Kadang aku juga masih mengucapkan semacam "selamat ulang tahun" karena, well, kadang kita perlu menunjukkan bahwa kita aware. Oke, balik lagi ke masalah ajakan party. Jadi singkatnya, kemarin teman-teman lab beli buah-buahan, beberapa bungkus snack, 2 botol juz, dan kue tart untuk pesta kejutan kecil-kecilan. Fiuh untung saja kali ini tak ada bir seperti party biasanya (mungkin demi alasan penghematan).

Oke, buah-buahan sudah dipotong, snack-snack sudah dibuka, dan pesan dari seorang kawan yang bertugas 'membawa' tersangka sudah mengirim pesan "we are on the 1st floor", kami pun menyalakan lilin dan mematikan lampu. Ternyata jalan menuju lantai 9 lama juga ya, sampai lilin kita hampir habis. haha...

Monday, February 15, 2016

Hi Sakura

Sakura Trees in winter

Hi Sakura,
Kau kah itu?
Tolong, beri tahu aku
Ah ternyata memang kau
Aku hampir tak mengenalmu
Apakah kau tenggelam dalam sedihmu?

Hi Sakura,
Masa itu selalu datang
Dingin yang menghujam
Kadang tak tertahankan
Tapi kau menyadarinya
Kau siapkan diri menghadapinya
Hingga kau bisa bertahan

Hi Sakura,
Pasti memang berat
Sebelum dingin memeluk erat
Ada badai yang siap membabat
Tapi ternyata kau kuat

Hi Sakura,
Bersabarlah
Semimu kan datang
Tak lama lagi
Siapkan kuncupmu
Aku menunggu waktu itu
Seperti saat pertama ku jumpa denganmu
Kuingin sepertimu di waktu semimu

Asahidai, 15 Feb 2016
Masih di Lab
10:11 PM







Monday, January 11, 2016

Think Again


"Memang lidah, tak bertulang.....".
"Mulutmu harimaumu"
"Jaga lisan!"

Sudah ada beberapa lagu, pepatah atau bahkan nasihat tentang bahaya omongan kita. Mudah bagi kita berkata tanpa berpikir. Padahal bisa jadi dari omongan kita itu, kita telah membunuh seseorang atau bahkan segolongan orang.

Kadangkala, tanpa berkipir, kita sudah enteng membicarakan keburukan atau rahasia orang lain yang telah diamanahkan kepada kita.

Sungguh berat menjaga lisan. Menjaga apa yang akan keluar dari mulut kita. Menjaga NAFSU kita mengucapkan hal-hal tak penting yang bisa jadi berakibat fatal.

Sebuah pertanyaan.
Ya, kadang sebuah pertanyaan yang didasari nafsu keingintahuan kita pun bisa jadi telah merusak hidup seseorang. Seiring berjalannya waktu aku pun mulai memikirkannya. Ketika kita menanyakan tentang keadaan seseorang, apakah itu murni karena kita peduli atau itu hanya nafsu pingin tahu saja?

Think Again.
Bisa jadi orang itu tidak nyaman dengan pertanyaan kita. Oke, boleh jadi pertanyaan itu ringan dan tak akan membunuh siapa pun. But, who knows? 

Think Again.
Mari kita tanya diri kita ketika akan berucap atau menanyakan sesuatu pada seseorang. Apakah pertanyaan itu memang perlu? Bahkan ketika kita ingin mengisi kekosongan waktu agar tidak terjadi awkward moment. Apalagi dengan orang yang belum lama kita kenal. Kita belum tahu benar karakter orang itu. Kita tidak tahu pola pikir orang itu. Kita juga tak tahu latar belakang dia jauh sebelum kita bertemu dengannya.

Think Again.
Atau kita mungkin sudah merasa berhati-hati sebelum berucap. Tapi mungkin tanpa sengaja dan tanpa kita sadari orang lain telah sakit hati karena ucapan atau perbuatan kita. Dan aku, termasuk yang percaya bahwa apa kita dapatkan adalah buah dari yang kita perbuat. biidznillah.
Suatu saat kita mungkin sakit hati atas perbuatan atau ucapan orang kepada kita. Bila saat itu tiba, ya,

Think Again.
Boleh jadi kita memang sudah menyakiti orang lain tanpa kita sadari.

"Semut di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak"
Pepatah yang kita hafal sejak SD itu, klise. Tapi, trust me, it works. 
Fiuh... Memang kalau ngomongin orang itu asyik dan ga ada matinya. Padahal masih banyak cacat diri yang harus ditambal sana sini.

Susah.... rasanya susah menjaga lisan dan hati. Ah, minta sama Alloh saja lah. Semoga kita termasuk orang-orang yang  senantiasa istiqimah memperbaiki diri.