"Wis ngerti dee ra seneng kowe. Kenapa masih bertahan?"
Ya, aku juga sebenarnya heran dengan diriku sendiri. Kenapa juga aku masih bertahan? Entahlah. Bahkan susah kumelihat yang lain. Harus kuperbanyak istigfar. Tapi jangan salah. Aku pun sudah sekuat tenaga untuk berpindah, melepaskan, dan melupakan. Tapi selalu saja kumerasa gagal move on. Bahkan tak sehari pun tanpa memikirkannya. Tanpa sehari pun ia luput dalam doa-doaku. Tanpa sehari pun aku tak berharap yang terbaik untuknya.
Entahlah, apapun yang dia lakukan, aku masih saja selalu berpikir kebaikannya. Sesadar apapun aku melihat betapa dia sekuat tenaga menghindar dariku, tetap saja aku tak kuasa menahan diri dari harap. Kadang ku marah dengan diri sendiri kalau ku sadar telah merendahkan diri. Ah, tapi aku bahkan tak tahu apakah yang aku lakukan ini adalah bentuk merendahkan diri.
Yaa Rahiim... Yaa Rahiim....
Engkau lah Sang Pemilik hati
Engkau ada di antara diriku dan hatiku
Engkau ada di antara ia dan hatinya
Engkau lah yang kuasa membolak balikkan hati
Engkau yang kuasa menumbuhkan rasa ini
dan Engkau pula lah yang kuasa menghapusnya
Duhai Rabbi... Yaa Rahiim....
Ku hanya mohon yang terbaik dari Mu
Ku hanya mohon jagalah diri ini dan dirinya dari hal-hal yang Engkau murkai
Jagalah diri ini dan dirinya dari hal-hal yang tak Kau sukai
Ya Rabb.... Ya Rabb....
Entah sampai kapan Engkau biarkan aku bertahan dengan rasa ini.
Aku hanya tahu, Engkau selalu bersamaku, Ya Rabb...
Aku hanya tahu, Engkau selalu memberiku yang terbaik, Ya Rabb...
Kasihilah orang-orang yang hamba sayangi
Berilah kami hidayahMu
Bimbinglah kami ke syurgaMu
karena sungguh tak 'kan sanggup kami mencicipi siksa kubur dan nerakaMu
Rasanya, ada yang harus kujaga
Kupikir kau pun tahu
No comments:
Post a Comment