Tateyama, 2 tahun lalu (2015) |
Aku suka sekali cara kita berhubungan saat ini, tidak saling menyapa atau bertukar pesan, tetapi saling menyebut nama masing-masing dalam mendoa.
Me
“
Tersenyum kubaca postingan terakhir di blog salah seorang kawan. Setuju banget sama quote dia ini tapi berhubung kutakpunya akun blog dia, jadi ga bisa nge-like. Semoga dia tahu aku copy postingan dia di sini. Hihihi.
Pada postingan dia sebelumnya, kupikir dia sedang membuat komitmen untuk tidak saling menyapa atau bertukar pesan hingga pada waktu tertentu mereka siap untuk sesuatu yang benar-benar sakral dan halal. Tapi rindu yang menyesak pasti ada. Rasa yang sebelumnya (mungkin) tak pernah kupahami.
Tidak saling menyapa memang mungkin nampak tidak melakukan apa pun. Sebenarnya bukan tak melakukan apa pun, lebih tepatnya bisa disebut menyiapkan semuanya.
Dalam kasus temanku itu, (menurut dugaanku lho ya, ga tau juga sebenarnya gimana) mereka memang ada komitmen satu sama lain, terungkap, sehingga dia pun yakin pasangan yang dia sebutkan namanya pun menyebutkan namanya. Saling menyebut nama dalam doa gitu lah.
Sungguh kuapresiasi usaha mereka dalam menjaga diri dan menyiapkan yang lebih pasti. Aku (sekarang) percaya itu tidak lah mudah. Semoga mereka benar-benar disatukan dalam ikatan yang Allah ridhoi. Ikatan pernikahan yang membawa mereka kekal sampai ke syurga :)
Lalu bagaimana dengan yang tidak jelas komitmennya? Apakah ketika kamu menyebut namanya dalam doamu dia juga menyebutkan namanu? Entahlah. Wallahu a’lam. Jadi apa poin pentingnya? Entahlah. Keep praying saja. Keep going by “doing nothing”.
No comments:
Post a Comment