Saturday, July 18, 2015

Ramadhan di Jepang Part 2 -- Why So Green???

Why you are so GREEN??

Senyumku mengembang ketika salah seorang dari Vietnamese yang kutemukan di bandara komatsu dulu (sejarah 'penemuan' itu ada di [Nyampah Online] - Menjemput Sakura I ) bertanya. Seperti cuap-cuapku di Ramadhan di Jepang sebelumnya, ramadhan-ku kali ini berbeda. Selain tempat dan kemauan lebih disiplin terhadap target, jauh-jauh hari sebelumnya aku juga sudah berencana untuk membuat 'sensasi'.

Ramadhan di lab kami nampaknya tidak terlalu asing. Sensei sudah paham betul kewajiban kami, muslim, berpuasa di bulan ramadhan karena mungkin efek asisten profesor yang mendampinginya bertahun-tahun adalah seorang muslim. Bahkan sejak beberapa hari menjelang ramadhan sensei sudah mewanti-wanti mahasiswanya tentang persiapan ramadhan ini. Maksudnya mewanti-wanti tentunya masih seputar pekerjaan, riset, conference, riset, conference, riset, conference. Kekhawatirannya tentu tak jauh-jauh dari 'performa' dan hasil riset kami #fiuh 
Tentang kekhawatiran ini aku juga punya pengalaman tersendiri. Aku sampai dua kali dipanggil gegara sempat ada jadwal seminarku di bulan ramadhan. Intinya adalah memastikan kalau aku tahu aku bisa membatalkan puasa sebelum pingsan karena selama seminar nanti pasti sangat menguras energi.



Selain itu, ke-tidak-asing-an ramadhan di lab kami juga dipicu faktor banyaknya pemeluk Islam (yang orang Indonesia semua) yang baik secara langsung maupun tak langsung pembicaraan tentang Ramadhan ini beberapa kali terjadi termasuk saat party 'penyambutan'ku April lalu. hohooo.... aku sudah cerita ya tentang party ini di First Welcoming Party

Lain di lab, lain lagi di luar. Kawan vietnam yang ini nampaknya sama sekali belum tahu Islam. Entahlah dia pura-pura atau tidak, tapi wajahnya selalu tampak benar-benar polos ketika sekali-kali aku sedikit cerita tentang Islam.

Nah, tentang 'sensasi' yang kurencanakan sebelum ramadhan, sebenarnya bukan sensasi juga sih. Aku cuma ingin tampil spesial di hari spesial. Biasanya aku pakai pakaian yang gelap-gelap (ternyata pakaian yang kubawa dari Indonesia hampir semua gelaaaaaaap), tapi di ramadhan hari pertama aku berencana pakai yang cetaarrrr yaitu baju kondangan yang sebenarnya ada 3 kembarannya di Indonesia. Ya, aku pernah bikin 'baju panti' sama 3 partner in crime-ku untuk ke kondangan salah satu partner in crime kami. Se-cetar apakah? Ya... sebenarnya ga cetar-cetar amat sih, tapi bagi aku yang kebiasaan dark color warna hijau dari ujung kepala sampai ujung mata kaki nampak sangat mencolok. Mungkin Vietnamese yang ini termasuk yang menyadarinya (dan berani bertanya). haha... mungkin yang lain juga ada yang menyadari tapi tidak berani bertanya. Entahlah, dari dulu rasanya ada label 'don't disturb me' tertempel di jidatku sehingga orang-orang baru agak susah mendekati.

Waktu itu habis beli sayur dari Hall (setiap kamis di JAIST ada semacam bazar sayur dari hasil kebun warga yang tinggal di sekitar kampus). Jadilah keluar dari bazar aku yang sudah ijo-ijo tambah ijo lagi dengan bawaan sayur mayur. Dengan bawaan seperti itu aku kembali melangkah menuju lab. Di tengah koridor menuju lab ini aku ketemu salah-seorang-dari-Vietnamese-yang-kutemukan-di-bandara-komatsu. Duh panjang banget yak, kita singkat saja ya salah-seorang-dari-Vietnamese-yang-kutemukan-di-bandara-komatsu ini jadi.... ah ga ada ide, yasudah biar lah seperti itu #kemudianDilemparTomat >__<

Labku lebih jauh dari labnya. Ketika hampir sampai lab dia, ia baru bertanya,

"Why you're so green?"

YES!. Gotcha, "Yes, because it is special day. Now is the first day of Ramadan. Do you know ramadhan?"

Dia pun menggeleng bingung. Aku jawab aja mulai hari ini sampai sebulan ke depan aku tidak makan dan minum sama sekali di siang hari. Tampak keterkejutan di wajahnya, tapi aku belum sempat menjelaskan lebih detail karena kami sudah harus berpisah karena dia sudah sampai di lab.

Begitulah. Jalan dakwah masih panjang. Tidak perlu terburu-buru. Just do the good deed. Teringat kata-kata 'para guru' ,
Kita adalah Da'i sebelum apapun
Jadi apapun profesi kita, di mana pun kita berada, posisikan diri kita sebagai ambasador of Islam. Bismillaahirrahmaanirrahim.....
 

No comments:

Post a Comment