Wednesday, December 3, 2014

ITQON

"mbak, sibuk ga? mau tanya-tanya" kataku saat chat dengan seorang teman


"ga terlalu. gmn?" jawabnya


"kerjaanmu ngapain aja sih? Kok kayaknya sibuk terus? Sering bosen ga?"

"sebenarnya judul tugasku itu cuman : petugas administrasi n keuangan saja. tapi, pada kenyataannya ..."<skip> <skip> <skip> dan ia pun mendiskripsikan detail kegiatannya di kantor yang seabrek tidak sesuai dengan SOP yang sebenarnya.

"tp kamu merasa menemukan passionmu di situ? Di pekerjaan2 spt itu?"

"awal2nya nggak...rasanya udah mau keluar2 ajabosen <skip> <skip> <skip>  sampai aku ingat kembali alasan aku bergabung di yayasan ini yaitu agar hidupku ada gunanya di dunia ini plus aku dapat materi ttg ITQON"

"ITQON apaan?"


"itqon; menyempurnakan amal. Allah menyukai seorang muslim yg jika ia beramal, ia itqon"

"hmm... itqon ya. aku masih jauh dari itqon berati :("

Ya, saat bosan dan penat itu sering menghantuiku di tempat kerja akhirnya sampai pada puncaknya, akhirnya aku temukan 1 kunci. Kuanggap saja itu hidayah Alloh yang disampaikan lewat temanku. Sebut saja namanya Wati. 
Saat itu dia mencontohkan salah satu sikap itqon dari reality show dari Negeri Jepang, TV Champion. Judulnya cuman Juragan Es Batu, tapi karena dia ITQON, ia bisa menjadi master dalam hal es batu. Dia bisa menjadikan es batu itu ukiran-ukiran indah. Bangunan yang rumit tapi kokoh.

"Itu ITQON. Kalau tidak, juragan es batu tadi hanya jadi juragan es batu"  Kata Wati "ITQON itu tidak perlu cinta atau suka sebagai awalannya. Seseorang suka atau tidak suka dengan pekerjaannya, kalau dia ITQON, insyaAlloh dia akan dapat yang lebih dari apa yang dia harapkan". 

"Barangkali dia tidak dapat penghargaan pada pekerjaannya saat ini, tapi someday, disebabkan ia selalu ITQON dalam pekerjaan-pekerjaannya, dia akan mendapatkan  lebih dari apa yang ia pernah sangka-sangka" Lanjut Wati hampir menutup percakapan kami.

Beberapa hari setelah percakapan itu, Wati menawariku untuk membaca TAIKO karya EIJI YOSHIKAWA. Rasanya aku pernah baca dulu sekali. Tapi sudah lupa ceritanya. Wati bilang, si "Monyet" (tokoh utama dalam novel tersebut) menurutnya selalu ITQON dalam pekerjaan-pekerjaannya. Ia selalu bersungguh-sungguh mengerjakan apa yang menjadi tugasnya seremeh apa pun pekerjaan itu. Awalnya "Monyet" hanyalah seorang pelayan pembawa sandal, tapi dia selalu bersungguh-sungguh dalam melakukan tugas dan kewajibannya sehingga atasannya tidak bisa tidak melihat kelebihan anak itu. Ketika ia dipindahkan ke bagian dapur istana yang menurut orang-orang merupakan penurunan derajat (meskipun secara gaji sebenarnya lebih tinggi dari pekerjaan pembawa sandal) ia tetap bersungguh-sungguh sungguh dengan tanggung jawabnya hingga akhirnya ia membuat inovasi pada sistem manajemen dapur istana. Kesungguhan dalam setiap pekerjaan membuat atasannya cepat memindahkan posisi "Monyet" dari jabatan satu ke jabatan yang lebih tinggi hingga akhirnya ia mencapai derajat yang sama sekali berbeda dengan start awal dia mulai bekerja dulu. Dengan setiap kesungguhannya, selangkah demi selangkah ia telah mendekati mimpinya hingga akhirnya meraihnya.

Teringat tulisan ustadz Salim A Fillah dalam sebuah postingannya tempo dulu (maaf ni lupa tanggalnya), satu pesan kuingat yang intinya   
Tugas kita ini hanya bekerja. Bekerja. Bergerak. Biarkan Alloh yang menilai hasil pekerjaan kita. Urusan rizki biarlah Alloh yang atur
Akhirnya, sebagai penutup, ingatlah QS. AL-Insyirah ayat 7&8
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ (٧) وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ   ( - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-insyirah.html#sthash.AFwkyD11.dpuf

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ (7
7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,

وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ (8   
8. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

Semoga kita selalu bisa ITQON (peringatan untuk diri sendiri)
Selalu berbaiki niat
dan Selamat tinggal BOSAN.... ^_^
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ (٧) وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ   ( - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-insyirah.html#sthash.AFwkyD11.dpuf


1 comment: