Monday, December 11, 2017

Masa Depan

Masa depan adalah misteri. Terkadang kita stuck, berhenti dan 'mati' karena terlalu takut melangkah.
Terlalu takut akan apa yang akan terjadi di depan. Terlalu gelap hingga tak sanggup dilihat. Banyak cabang jalan yang membentang. Beberapa diantaranya tampak ada cahaya samar. Namun, siapa yang bisa menjamin cahaya itu semakin terang dan tak akan pernah padam? Siapa yang menjamin ketika kau ambil jalan itu tak akan kau temui cabang-cabang jalan lain yang mungkin semuanya gelap?

Buntu. Adakah jalan buntu?
Apakah jalan buntu akan terbuka dengan menggerutu?
Sungguh mencintai seseorang itu menguras energi
baik fisik maupun pikiran. 
Jiwa atau raga

Duhai Allah..... hanya engkaulah yang Maha tahu jalan mana yang selamat untukku
Hanya engkaulah yang tahu ke mana kah hati ini akan kau labuhkan
Hanya engkau lah yang tahu masa depan

Bimbing kami, Ya Rabb....
Tuntun kami....

T_____T

Sunday, November 26, 2017

Setajam lidahmu

But prophet mohamad said صلى الله عليه وسلم: من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت. رواه البخاري ومسلم

Pesan balasan itu sampai juga di layar hpku. "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, katakan yang baik atau diam."

You do the first, but sometimes you forget to apply the rest of hadith

Kamu lakukan yang pertama, tapi kadang kamu lupa menerapkan sisa hadits itu. Jleb. Rasanya dia memang benar-benar marah karena mungkin karena menurutnya bercandaku keterlaluan dan setelah make fun of him, aku malah mengingatkan kesalahannya. Akhirnya melayanglah hadith itu.

Beragam jawaban sudah siap kuketik. Pada awalnya berupa pembelaan diri, tapi buru-buru kuhapus lagi. Poinnya bukan itu, Fi. Tegur sang hati pada diri ini. Yang dia katakan benar. Itu yang ingin disampaikannya setiap kali kau berusaha menegur seseorang.  Akhirnya sebaris permintaan maaf lah sebagai balasanku. Setelah itu aku berusaha introspeksi diri dan muncul beberapa pertanyaan untuk diri sendiri.

Thursday, November 16, 2017

[Seri Romansa Mawar] - Candu Katanya

"Karena bersamamu adalah candu"
Itu adalah judul postingan di blog seorang mbakyu. Sepakat. Mawar merasa memang begitu. Bersamanya adalah candu. Mungkin. Mungkin. Mungkin begitu pun aku baginya, pikir Mawar. See! Betapa tidak sederhanannya pikiran wanita yang jatuh cinta. Perlakuan baik sekecil apa pun akan dia anggap sebagai perhatian lebih. Well, Mawar mengakuinya.

Baiklah, just for mentally satisfaction, biarkan Mawar bersama dengan imajinasinya dulu. Menurut pandangan mata Mawar -yang mungkin sedang tidak valid- memang dia juga menyukaiku. Apalagi seorang teman, Riya namanya, membocorkan hasil percakapannya dengan lelaki itu.

"Ibuku memintaku untuk segera menikah," katanya.

"Benarkah?" timpal Riya dengan sedikit senyum meremehkan, "tapi bagaimana kamu mau menikah sedangkan kamu sendiri belum bisa mengatur hidupmu sendiri? Memang kamu sudah siap menikah?"

"Belum. Hehe.... Makanya aku mau menikah dengan wanita sepertimu atau Mawar. Karena kalian itu mandiri dan teman yang baik. Kurasa saat ini aku lebih membutuhkan sosok teman..."

"Huh apa maksudmu? Kamu cari istri atau teman?" potong Riya.

"Ya istri yang bisa jadi teman....."

"Tapi kamu tidak bisa tidur dengan temanmu. Haha.." potong Riya lagi. Dan lelaki itu hanya bisa meringis.

Percakapan itu terhenti ketika Mawar tetiba datang. Saat itu Mawar tak tahu apa yang mereka bicarakan. Sebenarnya Mawar penasaran karena mereka secara tiba-tiba menghentikan pembicaraan ketika melihatnya. Tapi Mawar merasa mereka berdua tidak nyaman membagi cerita padanya, jadi ia tahan diri untuk bertanya. Baru beberapa hari kemudian Riya bercerita pada Mawar.

Tuesday, October 17, 2017

Aku pun Suka Ibunya

"Aku mau menikah dengan wanita yang cantik," katanya tanpa dosa pada dua teman wanitanya. Aku dan Tan. Sudah kesekian kalinya dia berkata seperti itu pada kami hingga tak jarang membuat kami kesal. Pernah suatu kali dia cerita tentang teman wanitanya ketika dia masih negara asalnya. Dia bilang mereka sangat dekat dan si teman wanita sering main ke rumahnya sampai-sampai orang tua dan saudara-saudaranya bertanya ada hubungan apa diantara mereka. Tapi dia jawab hanya teman meskipun ia mengaku sadar bahwa teman wanita itu suka dengannya. Kami yang mendengar ceritanya lantas bertanya, "Kalau kamu tahu dia menyukaimu dan kamu tidak, kenapa kamu biarkan dia dekat-dekat denganmu? Kan kasihan dianya."  Yang ditanya hanya mengendikkan bahu sok polos. "Lalu kenapa juga kamu tak suka dengannya?" tanyaku saat itu. "Well, dia ga cantik," kemudian dia menunjukkan foto wanita tersebut dan menyebutkan bagian-bagian wajahnya yang dia tidak suka dan membuat wanita itu tampak tak cantik di matanya. Dan kami hanya bisa geleng-geleng kepala dengan kawan kami satu ini. Menurut kami wanita itu cantik loh.

"Hhh.... sudah berapa kali kubilang padamu. Kecantikan fisik itu sifatnya sementara. Cepat atau lambat wanita cantik itu akan kehilangan kecantikannya. Setelah melahirkan bisa jadi dia menggelembung. Saat tua, kulitnya sudah keriput dan tak cantik lagi. Apalagi kau bilang kau tak suka wanita ber-makeup," omel Tan kesal. Aku memilih keep calm meskipun dalam hati kesel juga dengan lelaki macam ini.

"Tapi... ibuku tetap cantik meskipun sudah tua dan tanpa make up," sanggahnya dengan tetap pasang wajah tanpa dosa yang semakin membuat Tan semakin kesal.

"Ya karena itu ibumu!"

"Tapi ibuku benar-benar cantik..."

"Hhhh..."

Aku paham sebenarnya Tan kesal untukku karena ia tahu bahwa lelaki itu tahu aku ada rasa padanya tapi dengan tanpa dosa dia mengatakan seperti itu di hadapan kami. Menurut Tan, dia benar-benar tidak bisa menghargai perasaan seorang wanita. Well,  memang benar, sebagian dari rasa kesalku memang karena itu. Tapi kiranya masih dalam kadar normal sehingga masih bisa berpikir sehat.

"Ya, Tan. Aku setuju dengannya. Ibunya memang cantik," kataku kalem menengahi. Aku memang pernah beberapa kali bertemu dengan ibunya. Dia tidak berlebihan ketika ia mengatakan ibunya cantik. Gurat-gurat kecantikan dan anggunnya masih tampak jelas padanya yang sudah tak lagi muda. Sederhana, anggun tanpa polesan. Bibir tipisnya selalu tersenyum manis menghiasi wajahnya. Kulitnya pun putih segar dan sehat. Ia tidak terlalu tinggi, membuatnya menjadi tampak mungil dan membuat setiap orang melihatnya ingin melindunginya. Beliau nampak rapuh tapi kuat. Tak hanya fisiknya yang cantik, kepribadiannya pun, masyaaAllah. Sangat lembut dan penyayang. Kurasa setiap orang yang melihatnya akan jatuh cinta padanya. So sweet, warm and lovely. Sungguh. Kurasa hal ini menurun pada anaknya. Sama seperti ibunya, setiap orang yang pertama bertemu dengan lelaki itu pasti akan menyukainya. Tentu saja tak ada manusia yang sempurna. Begitu pula ibu dan anak itu.

Monday, October 16, 2017

Jadilah Temanku


“Kenapa kamu diam saja? Katakan sesuatu...”
”Katakan sesuatu. Aku ingin kau jadi temanku”
Aku tersenyum saja duduk kalem di kursi belakang ketika kau mengartikan setiap lirik lagu dari negaramu yang sedang kau putar di mobil. Ya, aku hanya tersenyum saja ketika kau menjelaskan maksud dari lagu orkestra yang tak banyak lirik itu karena itu bukan kali pertama kau menjelaskannya “padaku”. Entah mengapa aku merasa harus memberi penekanan pada kata “padaku”. Seolah-olah memang kau sangat menginginkanku sebagai temanmu. Tak kurang dan juga tak lebih. Kau tak ingin aku menjauhimu tapi tak juga terlalu dekat.

Kau tahu? Itu sungguh tak mudah pada awalnya. Tapi kuyakin kau tau aku sedang berjuang dan, somehow, kutahu kau pun berusaha membantuku hingga aku benar-benar bisa menempatkanmu sebagai teman. Tak lebih.

Saturday, October 14, 2017

Do Nothing Means Something

Tateyama, 2 tahun lalu (2015)



 Aku suka sekali cara kita berhubungan saat ini, tidak saling menyapa atau bertukar pesan, tetapi saling menyebut nama masing-masing dalam mendoa. 
Me


Tersenyum kubaca postingan terakhir di blog salah seorang kawan. Setuju banget sama quote dia ini tapi berhubung kutakpunya akun blog dia, jadi ga bisa nge-like. Semoga dia tahu aku copy postingan dia di sini. Hihihi.

Pada postingan dia sebelumnya, kupikir dia sedang membuat komitmen untuk tidak saling menyapa atau bertukar pesan hingga pada waktu tertentu mereka siap untuk sesuatu yang benar-benar sakral dan halal. Tapi rindu yang menyesak pasti ada. Rasa yang sebelumnya (mungkin) tak pernah kupahami. 

Tidak saling menyapa memang mungkin nampak tidak melakukan apa pun. Sebenarnya bukan tak melakukan apa pun, lebih tepatnya bisa disebut menyiapkan semuanya. 
Dalam kasus temanku itu, (menurut dugaanku lho ya, ga tau juga sebenarnya gimana) mereka memang ada komitmen satu sama lain, terungkap, sehingga dia pun yakin pasangan yang dia sebutkan namanya pun menyebutkan namanya. Saling menyebut nama dalam doa gitu lah.
Sungguh kuapresiasi usaha mereka dalam menjaga diri dan menyiapkan yang lebih pasti. Aku (sekarang) percaya itu tidak lah mudah. Semoga mereka benar-benar disatukan dalam ikatan yang Allah ridhoi. Ikatan pernikahan yang membawa mereka kekal sampai ke syurga :)

Lalu bagaimana dengan yang tidak jelas komitmennya? Apakah ketika kamu menyebut namanya dalam doamu dia juga menyebutkan namanu? Entahlah. Wallahu a’lam. Jadi apa poin pentingnya? Entahlah. Keep praying saja. Keep going by “doing nothing”.

Monday, October 2, 2017

About You


Hey, how are you doing?
Are you doing OK?
It's been away you walked away
Or it is me walked away
But anyway,
I hope you are OK

Do you still do the pray?
Are you still in God's way?
I know,
None of my business anyway 
I hope you are in the right way

Do you know,
I am always worried 
Worried about what you did
Worried about where you stand
Are you in safe way?
I know,
I needn't to worry 
None of my business 
But you're always in my mind 
You're always in my pray
I hope you're always safe

Thursday, September 28, 2017

Untuk Shofi

~~~~~~~~~~=~~~~~~~~~~~=~~~~~~~~~~~~~~~=~~~~~~~~~~~~=~~~~~~~~~~~~=~~~~~~~~
Shofi, semua sudah tertulis
Untuk apa kau bersedih
Semua sudah ditetapkan
Untuk apa kau risaukan

Shofi, ada banyak hal yang kau belum mengerti
Apa yang sebenarnya kau cari
dalam hidup ini?
Apakah semua yang kaujalani
Sudah sesuai aturan illahi?

Shofi, lihatnya sekelilingmu
Mereka pun murung
Apakah kau mau seperti itu?
Apakah itu baik untukmu?

Shofi, keluhanmu
kemarahanmu
kegalauanmu
kebahagiaanmu
Untuk siapakah itu?

Shofi, kembali lah
kepada Rabb yang selalu menunggumu
dalam setiap sholat dan doamu
Karena hanya Ia yang sanggup
mendengar semua keluh kesahmu
dan hanya Ia lah Sang Pemilik solusi

"Maka hanya kepada Allah lah kukembalikan SEMUA urusan"
~~~~~~~~~~=~~~~~~~~~~~=~~~~~~~~~~~~~~~=~~~~~~~~~~~~=~~~~~~~~~~~~=~~~~~~~~



Minna san is Busy, and I am Sabishi


"Uncle, I wanna ask you because you've been here for long time"
"Uh huh"
"When you asked me am I OK, to be honest, I was not OK. I was lonely. But today, I saw many people in my lab but they are all un-happy. Then, I become more unhappy"
*sigh
Lelaki paruh baya yang sudah kuanggap sebagai pamanku sendiri itu menghela napas sebelum menjawab keluhanku.
"Shofi," katanya.
"This is a working place. Not a school. We are not in a school time"

Tuesday, September 19, 2017

Picky Busy Picky Free

sumber gambar: memions.com

"Shofi, you I am extremely busy. But I am free if you really need me." 

Tersenyum ku membaca balasan chat dari seorang kawan. Menjadi mahasiswa doktoral tahun kedua memang memang sedikit susah untuk meluangkan waktu karena untuk lulus dalam tepat waktu (3 tahun) setidaknya dia sudah harus punya hasil riset untuk publish jurnal. Aku pun maklum dengan kesibukan dan stress yang dihadapinya.Tapi aku sedang sangat butuh teman. Jadilah selalu saja kuajak dia mengikuti beberapa agenda yang beberapa kali pula ia tolak. Aku paham. Tapi dia sungguh tahu mana ajakan yang benar-benar 'aku butuhkan'. Dia tahu kapan diri ini benar-benar perlu hiburan itu. Ketika ada ajakan yang kurang menarik dan rasanya yang mengajak dia tidak terlalu membutuhkannya, dia bilang Sorry, I am busy. Tapi bahkan jika di waktu yang sama kehadirannya benar-benar dibutuhkan, I am free for you. Ya, hanya untukmu.

Tuesday, September 12, 2017

Empty

And sometimes, emptiness is good
It's better than filled by a dirt
Ya, dan biarkanlah ia kosong dulu
Tak usah kau buru-buru mengisinya
Santai saja dulu
Biarkan lah ia lega
Sekiranya kau sudah mengosongkannya dari kotoran
itu adalah prestasimu
Treat yourself
Yakin lah bahwa yang lebih baik akan datang
Ya, biarkanlah ia sejenak
Tunggu saja hingga siap

Friday, August 25, 2017

Titik Terlemah

 
Memang benar bahwa Allah akan menguji pada titik terlemah kita. Ketakutan yang berlebihan akan sesuatu kadang malah membawa kita pada ketakutan tersebut. Hingga pada waktu kita dihadapkan pada ujian tersebut, boleh jadi kita merasa berada pada titik terendah. Malah kadang menjadikan kita mendadak pandir. Semua ilmu dan teori yang selama ini dikuasai menguap begitu saja. Seharusnya kita tahu jawaban dari ujian tersebut, tapi ketika berhadapan dengan kenyataan, teori itu seakan hanyalah angan-angan semu.

Efek dari ujian di titik terlemah tersebut bisa jadi benar-benar di luar dugaan. Sungguh, awalnya ku juga tidak menyangka akan sedahsyat itu efeknya. Sesuatu yang sebenarnya sangat aku takutkan selama ini, rasa yang selalu bisa kutepis selama ini, akhirnya ia datang dalam bentuk ujian yang efeknya pada diri ini sungguh di luar dugaan.

Saturday, August 12, 2017

Know Your Position

Terkadang kita memang tak tahu diri
Merasa penting
Merasa berjasa
Merasa membuat orang berhutang budi
Merasa dan merasa

Tapi tahukan kamu?
Itu hanya perasaanmu saja
Tapi kau tak menyadarinya

Hingga pada akhirnya kau sadar
Ketika tamparan itu membuat memar
Awalnya samar
Namun ianya semakin membesar

Kecewa?
Salah siapa?
Salahmu
Iya, salahmu
Karena kau tak memposisikan dirimu
Pada titik yang aman untukmu

SNK


Thursday, August 10, 2017

Dan Biarlah Waktu....

https://positiveoutlooksblog.com/2015/04/28/encourage-and-be-a-friend/


Dan biarlah waktu yang menutupnya
Nikmati saja rasanya
Berbahagialah,
Karena rodamu masih berputar
meski pada poros yang sama
tapi ia tidak diam

Bersyukurlah,
Setidaknya kau sudah merasakannya
meski untuk pertama kalinya
meski tak sesuai rencana
meski tak sesuai harapan
tapi kau tahu ada pelajaran di baliknya

Fokuslah dengan orang di sekitarmu
Berbahagialah,
buat mereka bahagia dengan kebahagiaanmu
meski itu nampak semu
tapi mereka menyukai sikapmu
yang seperti itu
selalu ternyum :)

SNK

Sunday, August 6, 2017

Konslet


Kutaksangka efeknya akan sedahsyat ini
Rasa yang selama ini kuremehkan
Rasa yang selama ini selalu bisa kutepis

Sungguh tak kusangka aku pun mengalaminya
Kupikir aku selalu bisa menghindarinya
Yah, kupikir
Hingga negara api menyerang
Dan konslet lah otak ini -_______-

Thursday, August 3, 2017

Carrot Cake (Temporary post. version)

Failed recipe alert!! >_<

This is just a note. My friend gave this recipe and honestly, I haven't tried. hehe...
Before I loose it, I should write it. Soon will be edited after I practice it.

Ingredients:
  1. Sugar 120 gr
  2. Butter/oil 80 gr
  3. Egg 2
  4. All purpose flour 135 gr
  5. Cinamon 1 tp
  6. Baking powder 1 tp
  7. Salt 1/2 tp
  8. Carrot 200 gr
For the topping:
  1. Cream cheese 120 gr
  2. Butter 160 gr
  3. Icing sugar 120 gr

Tuesday, July 25, 2017

Niat Baik

 
Niat baik terkadang tidak dibarengi dengan sikap yang benar. Kok bisa? Bisa saja. Misal saja, ada temanmu yang curhat. Seringnya dengan (sok) heroiknya, kita kasih saran dan sok-sok-an membantu. Bukannya membantu, tapi sebenarnya yang kita lakukan malah memperburuk keadaan.
Mungkin ini adalah karma. Kupikir aku dulu banyak berjasa kepada teman-teman karena (kumerasa) sudah banyak membantu permasalahan mereka tanpa diminta.
Tapi nyatanya, apakah yang kulakukan itu benar?
Kupikir aku sudah cukup bijak menasehati mereka yang curhat padaku. Menyampaikan teori-teori "ideal" yang kutahu. Padahal, aku sendiri bahkan belum pernah merasakannya.
Semakin tua (#uhukkk) kusadar, benar-benar sadar, bahwa
"Ngomong saja gampang"
 Prakteknya? beuh..... Ya Allah, hamba tobat. Please... ampuni hamba.... >____<


Tuesday, July 18, 2017

Rules of Capitalization in Writing

 One day one of my supervisors broadcast and email to our lab mailing-list about the rule of capitalization in writting a title. So, here is I share the summary of the rules he sent to us :
  1. Capitalize most words except for articles (a, an, the), conjunctions (and, but, for, or, nor) and short prepositions (in, on, etc.)
  2. Long prepositions (Before, Through, etc.) are capitalized
  3. The first and last word are always capital
  4. In hyphenated phrases, the word after the hyphen follows the above rules: On Lossy-Forwarding Techniques

See page 6 of IEEE Style guide for more info:

https://www.ieee.org/documents/style_manual.pdf

Also, in the body of the document (not in the title), proper nouns are capitalized (Gaussian elimination, Bayes rule).  But algorithmsmethods, etc. are *not* proper nouns and are not capitalized even if it has an acronym/abbreviation/initialism in all-capitals (Viterbi algorithm, multiple-input multiple-output (MIMO) antennas, intersymbol interference (ISI)).  See page 24 of above document.


Hope you find it usefull ^_^

PS: I literally copy-paste the information from my seupervisor's email.

Wednesday, April 26, 2017

Ilusi Refleksi (3)


Ia sadar
Sang empunya rumah sadar
Sang pesakitan yang tengah menyandar
Tapi kenapa tak segera ditolongnya?
Haruskah ku masuk dan menyelamatkannya?

Bingung, masih kutunggu di luar pintu
Pintu yang kian terbuka
Mungkinkah untukku?
Aku pun maju selangkah

Tak bisa!
Pintu itu bukan untukku!
Sesuatu di balik pintu itu
Sangatlah samar tapi nyata
Sesuatu yang melarangku masuk 

Sakit?
Entahlah. 
Kecewa?
Mungkin.
Haruskah ku pergi?
Ya.
Bagaimana dengan pesakitan itu?
Tinggalkan.
Harus kah?
Apa boleh buat.
Ia nya hanyalah ilusi

Nomishi, 04262017

Friday, March 10, 2017

Ilusi Refleksi (2)

one night in JAIST 2017

Ilusi Refleksi (2)

Pintu itu semakin terbuka
di depanku
Entah si empunya sadar atau tidak
ia membukanya
untukku?
Mungkin iya
Mungkin tidak

Entah si empunya sadar atau tidak
ia membukanya
menampakkan pemandangan
yang tadinya samar-samar
kini tampak lebih jelas
jelas
di balik keindahan itu
kulihat ada yang sakit
tersembunyi di sudut sana
terlupakan

Tuesday, February 14, 2017

Béchamel Chicken Pasta



Ingredients: 
Red Sauce

  1. Chicken 280 gr
  2. Adequate water
  3. Short type of pasta (can be rotini, macaroni, or manicotti) 500 gr  
  4. Olive oil 2 or 3 drops 
  5. Adequate salt 
  6. Any vegetables (onion, pumpkin, paprika, broccoli, corn, ext.)
  7. Adequate vegetable oil
  8. Tomato sauce


White Sauce

Thursday, January 12, 2017

Ilusi Refleksi

Night Reflection at Kanazawa. 2016


Pintu itu tampak sedikit terbuka
Menampakkan keindahan di baliknya
Memang tak nampak semua
Tapi refleksi keindahan itu nampak

Pintu itu tampak berpendar
dari cahaya di baliknya
Semakin besar ia terbuka
semakin teranglah cahaya menyeruak

Ragu kaki ini melangkah
Diam tak bergerak 
Di depan pintu saja
Meski pemandangan di balik pintu sungguh menggoda
seolah melambai
Datanglah...

Masih terdiam, bungkam
Meski dorongan dari belakang begitu kuat
Kaki ini masih terdiam
Ragu apakah pintu itu benar-benar terbuka
Apakah pemandangan itu nyata?
Atau hanya lah sebuah refleksi?

Namun refleksi keindahan itu nampak
Ataulah ia hanya ilusi?
entahlah

Nomi 01122017