Sunday, November 26, 2017

Setajam lidahmu

But prophet mohamad said صلى الله عليه وسلم: من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت. رواه البخاري ومسلم

Pesan balasan itu sampai juga di layar hpku. "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, katakan yang baik atau diam."

You do the first, but sometimes you forget to apply the rest of hadith

Kamu lakukan yang pertama, tapi kadang kamu lupa menerapkan sisa hadits itu. Jleb. Rasanya dia memang benar-benar marah karena mungkin karena menurutnya bercandaku keterlaluan dan setelah make fun of him, aku malah mengingatkan kesalahannya. Akhirnya melayanglah hadith itu.

Beragam jawaban sudah siap kuketik. Pada awalnya berupa pembelaan diri, tapi buru-buru kuhapus lagi. Poinnya bukan itu, Fi. Tegur sang hati pada diri ini. Yang dia katakan benar. Itu yang ingin disampaikannya setiap kali kau berusaha menegur seseorang.  Akhirnya sebaris permintaan maaf lah sebagai balasanku. Setelah itu aku berusaha introspeksi diri dan muncul beberapa pertanyaan untuk diri sendiri.

Thursday, November 16, 2017

[Seri Romansa Mawar] - Candu Katanya

"Karena bersamamu adalah candu"
Itu adalah judul postingan di blog seorang mbakyu. Sepakat. Mawar merasa memang begitu. Bersamanya adalah candu. Mungkin. Mungkin. Mungkin begitu pun aku baginya, pikir Mawar. See! Betapa tidak sederhanannya pikiran wanita yang jatuh cinta. Perlakuan baik sekecil apa pun akan dia anggap sebagai perhatian lebih. Well, Mawar mengakuinya.

Baiklah, just for mentally satisfaction, biarkan Mawar bersama dengan imajinasinya dulu. Menurut pandangan mata Mawar -yang mungkin sedang tidak valid- memang dia juga menyukaiku. Apalagi seorang teman, Riya namanya, membocorkan hasil percakapannya dengan lelaki itu.

"Ibuku memintaku untuk segera menikah," katanya.

"Benarkah?" timpal Riya dengan sedikit senyum meremehkan, "tapi bagaimana kamu mau menikah sedangkan kamu sendiri belum bisa mengatur hidupmu sendiri? Memang kamu sudah siap menikah?"

"Belum. Hehe.... Makanya aku mau menikah dengan wanita sepertimu atau Mawar. Karena kalian itu mandiri dan teman yang baik. Kurasa saat ini aku lebih membutuhkan sosok teman..."

"Huh apa maksudmu? Kamu cari istri atau teman?" potong Riya.

"Ya istri yang bisa jadi teman....."

"Tapi kamu tidak bisa tidur dengan temanmu. Haha.." potong Riya lagi. Dan lelaki itu hanya bisa meringis.

Percakapan itu terhenti ketika Mawar tetiba datang. Saat itu Mawar tak tahu apa yang mereka bicarakan. Sebenarnya Mawar penasaran karena mereka secara tiba-tiba menghentikan pembicaraan ketika melihatnya. Tapi Mawar merasa mereka berdua tidak nyaman membagi cerita padanya, jadi ia tahan diri untuk bertanya. Baru beberapa hari kemudian Riya bercerita pada Mawar.