Monday, October 16, 2017

Jadilah Temanku


“Kenapa kamu diam saja? Katakan sesuatu...”
”Katakan sesuatu. Aku ingin kau jadi temanku”
Aku tersenyum saja duduk kalem di kursi belakang ketika kau mengartikan setiap lirik lagu dari negaramu yang sedang kau putar di mobil. Ya, aku hanya tersenyum saja ketika kau menjelaskan maksud dari lagu orkestra yang tak banyak lirik itu karena itu bukan kali pertama kau menjelaskannya “padaku”. Entah mengapa aku merasa harus memberi penekanan pada kata “padaku”. Seolah-olah memang kau sangat menginginkanku sebagai temanmu. Tak kurang dan juga tak lebih. Kau tak ingin aku menjauhimu tapi tak juga terlalu dekat.

Kau tahu? Itu sungguh tak mudah pada awalnya. Tapi kuyakin kau tau aku sedang berjuang dan, somehow, kutahu kau pun berusaha membantuku hingga aku benar-benar bisa menempatkanmu sebagai teman. Tak lebih.



Terima kasih kawan atas segala maksud baikmu. Kalau aku jadi kau, aku mungkin tak akan bisa bersikap sebaik apa yang kau lakukan. Kalau aku jadi kau, sudah dari awal kutakmau berurusan dengan orang yang sama sekali tidak menarik hatiku. Kau sungguh baik. Kau tidak ingin hubungan apapun itu rusak. Kau tak suka memutus tali persaudaraan dan pertemanan, meskipun kadang yang kau lakukan sangat berpotensi merusaknya. Tapi kutahu kau selalu berusaha memperbaikinya.

Sungguh aku belajar banyak darimu, kawan. Banyak. Aku memang perlu waktu untuk memahami maksud baikmu. Maafkan aku sempat berprasangka buruk terhadapmu bahkan terang-terangan menyakitimu dengan kata-kata pedasku. Tapi kau tak pernah benar-benar marah. Kau hanya dengan tegas menegurku dan tidak memperpanjang masalah atau mengungkit kesalahanku. Sungguh aku banyak belajar darimu.

Kini setelah sekian waktu, aku sadar bahwa memang yang kubutuhkan adalah teman. Dan kau, adalah teman yang baik. Kutak ingin kehilangan teman sepertimu. Rasa ini, meski kadang secara abstrak masih berkecamuk, adalah rasa sayang terhadap kawan atau bahkan saudara. Kuharap aku bisa menjadi teman yang berguna juga untukmu. Dekat tapi tak terlalu dekat tapi tak juga terlalu jauh asalkan semuanya masih dalam koridor syar’i dan tak membuat Allah tak ridho atau bahkan murka. Naudzubillahi min dzalik.
NB:
Lagu yang dimaksud dalam postingan ini  menceritakan tentang seorang wanita yang sangat cantik dan dia memiliki seorang teman laki-laki. Tapi saking cantiknya wanita ini sering membuat si lelaki terdiam tak sanggup berkata apa-apa setiap kali bertatap muka dengannya. Hal ini membuat si wanita kesal dan berkata yang artinya seperti yang ditulis di awal postingan ini.

2 comments: