Tuesday, September 19, 2017

Picky Busy Picky Free

sumber gambar: memions.com

"Shofi, you I am extremely busy. But I am free if you really need me." 

Tersenyum ku membaca balasan chat dari seorang kawan. Menjadi mahasiswa doktoral tahun kedua memang memang sedikit susah untuk meluangkan waktu karena untuk lulus dalam tepat waktu (3 tahun) setidaknya dia sudah harus punya hasil riset untuk publish jurnal. Aku pun maklum dengan kesibukan dan stress yang dihadapinya.Tapi aku sedang sangat butuh teman. Jadilah selalu saja kuajak dia mengikuti beberapa agenda yang beberapa kali pula ia tolak. Aku paham. Tapi dia sungguh tahu mana ajakan yang benar-benar 'aku butuhkan'. Dia tahu kapan diri ini benar-benar perlu hiburan itu. Ketika ada ajakan yang kurang menarik dan rasanya yang mengajak dia tidak terlalu membutuhkannya, dia bilang Sorry, I am busy. Tapi bahkan jika di waktu yang sama kehadirannya benar-benar dibutuhkan, I am free for you. Ya, hanya untukmu.



Sebaliknya, kadang-kadang ketika mood-swing ku sedang buruk-buruknya dan dia perlu refreshing, aku tak segan menolaknya. Di situ kadang saya merasa jahad dan egois. .#gomen
Mungkin karena aku tidak pernah merasa dia benar-benar membutuhkanku dan aku tidak tertarik dengan ajakannya. Untuk temanku yang satu itu aku akan bilang jujur bahwasanya I am not in  the mood, tapi dengan orang lain aku akan bilang sorry, I am busy. dalam hati kutambahkan busy with myself.  Tapi jika di saat yang sama mendadak ada ajakan lain dari orang tertentu misalnya (ehem) setidaknya akan kupertimbangkan. #heheh

Ya, kami memang "sibuk yang pilih-pilih" dan "senggang yang pilih-pilih". Sangat conditional. Maka, aku pun tidak percaya begitu saja ketika orang menolak suatu ajakan dengan alasan sibuk. Bisa jadi dia memang sibuk, atau memang tidak mau. Itu saja. Dan kita tidak bisa serta merta memaksa orang yang memang tidak mau. Itu saja.

Jadi kalau ngajakin orang tapi dianya banyak alasan, kau cukup tahu bahwa orang itu tidak mau. Itu saja. :P

No comments:

Post a Comment