Wednesday, June 13, 2012

MR Juga Manusia


Fenomenal. Mengamati perjalan hidup selama ini, begitu banyak kita lihat (bahkan mungkin kita sendiri pelakunya) fenomena mutarobi (selanjutnya kita sebut saja sebagai 'mente') yang tidak menyukai murobi/ah (selanjutnya kita sebut saja sebagai MR) nya. Banyak alasan untuk tidak menyukainya. Berikut ini 7 alasan kenapa seorang mente tidak menyukai MRnya berdasarkan riset yang tidak sepenuhnya dapat dipercaya, (jadi, CMIIW ya) :
  1. Ilmu agama MR kita tidak sebanding dengan ilmu si mente. Misal, Mente-nya lulusan pondok pesantren, sedangkan si MR seumur hidupnya hanya di sekolah sekuler yang hanya mendapatkan pelajaran agama sepekan sekali itu pun kalau gurunya datang, kalau gurunya sakit atau semacamnya sehingga tak bisa ngajar, alhasil bisa jadi selama sepekan tidak dapat pelajaran agama. Ilmu agama hanya ia dapat dari kajian-kajian di luar yang itu pun nuruti kadar keimanan yang naik turun, kalau pas lagi iman-imannya, ngajii terus.... kalau lagi futur ya sudah ke laut aja. Lho? Intinya kalau lagi males ya nggak ngaji, nggak ada ustadz/ah atau peraturan sekolah yang secara langsung memaksa. Alhasil ilmu yang didapat tak sebanding dengan si mutarobi yang dari pondok pesantren.
  2. MR ga g4HoL (ga gaul maksudnya). Si mente ini ceritanya anak gaul.
    Pengen ngaji dan kembali ke jalan yang benar dan ikut mentoring, eeh ternyata MRnya kuper, ga gaul abis. Sebenernya gaul juga tp karena pendiam, tipikal yg talk less do more mungkin, jd kesannya banyak ga taunya. Tp bisa jadi memang MRnya asli ga gaulnya alias kuper (PR ni buat para MR yg ga 'dong'an :D )
  3. Membandingkan-bandingkan dg MR sebelumnya. Awal ikut mentoring kebetulan dapat MR yg asyik. Udah keenakan ni sama MRnya, rajin dateng deh. Trus dipindah, ganti kelompok ganti MR. Ternyata MR skr tidak seperti MR yg dulu (ya iyalah, beda orang gitu)
  4. MR ga perhatian. Bisa jd karena MR zuperr zibuk sehingga tak sempat memperhatikan personal mentenya atau memang dasarnya si MR emang cuek (bawaan lahir), atau bisa jadi memang si MR tidak memberi bentuk perhatiannya secara langsung, tp bentuk perhatiannya adalah tidak pernah meninggalkan para mentenya dalam doanya (subhanallah).
  5. MR jarang balas sms. MRnya g pny pulsa tu.... Mente kasih pulsa dong :D
  6. MR ga pengertian. Misalnya, si mente pengen nikah tp MR ga gubris :))
    Mungkin ditanggapi tp tidak sesuai dengan harapan si mente. Contoh lainnya, di MR ga habis-habisnya kasih ta'limat, kasih izinnya bertele-tele. Padahal banyak kondisi-konsisi manusiawi yang mungkin memang izin itu susah diungkapkan dengan kata-kata (halah). Dalam situasi ini MR yang baik, bisa memahami kondisi si mente, jd tahu kapan benar-benar bisa kasih izin dan kapan tidak diizinkan.
  7. MR galak. Ada kasus yang pernah saya temui, si mente ga ngaji lagi karena MRnya galak (wow!). Haha.... sebenarnya tidak galak, tp memang si MR dasarnya memang pendiam dan jarang ngomong, didukung gaya bicaranya yang tegas dan disiplin.
Kalau dilihat poin-poin di atas, kesannya yang salah adalah MRnya. Iya dong, kan itu pont of view nya mente. Tapi bagi para MR mungkin bisa sedikit menjadi bahan introspeksi. Dan bagi para mente yang mungkin merasakan atau mengalami satu atau lebih dari poin-poin di atas, pernahkah kita berpikir bagaimana jika kita di posisi beliau? Silakan dibalik sudut pandangnya. Misalnya kita sebagai MR yang notabene juga adalah manusia yang punya kelebihan dan kelemahan. Coba dijawab dalam hati bagi yang mengalami hal-hal yang tersbut di atas :
  1. Bagaimana perasaan kita jika kita sebagai pimpinan forum, ada orang yang lebih tinggi ilmunya tampak sangat meremehkan kita? Sebagai pimpinan forum, kita harus mengkondisikan keadaan dan tetap tersenyum, berusaha agar semua anggota forum nyaman dan menyampaikan materi semampunya. Tetapi satu orang yg ilmunya lebih tinggi dari kita itu tampak tidak respect.
  2. Kondisi ke-2. Misalnya kita sudah terbiasa di lingkungan yang homogen, tiba-tiba kita di hadapkan dengan orang dari dunia lain. Dari bumi juga sih.... pokoknya beda dunia. Paham to? Nah kita berusaha memahami dunia asal orang itu, tapi kenapa orang itu tetap tidak suka dengan kita? Padahal kita sudah berusaha memahami
  3. kondisi ke-3. Sepertinya ini yang paling gampang. Bagaimana perasaan kita jika kita dibanding-bandingkan dengan orang lain. Ego dasar manusia pasti masih ada. Kasarnya ada perasaan “aku ya aku. Ya seperti ini lah aku” tapi ilmu Alloh mengajari kita untuk menekan rasa itu. Tp tetap saja bagaimana persaan kita jika dibanding-bandingkan dengan orang lain
  4. Kondisi ke-4. Apakah kita perhatian dengan orang lain melebihi perhatian kita terhadap diri sendiri?
  5. Apakah setiap sms masuk pasti kita balas? Tak pernahkah kita dapat sms pada waktu kita sibuk dan tak sempat membalas setelah itu lupa kalau tadi ada sms trus akhirnya lupa balas?
    Pernahkah kita sedang jengkel dan akhirnya malas balas sms? :D
    Dan yang paling gampang dibayangkan, sebagai mahasiswa yang uangnya pas-pasan pernahkah menghadapi keadaan tak punya pulsa >.<
  6. Pernah jadi mak comblang? Mau ga kita nyomblangin orang yang menurut kita belum cukup untuk siap dicomblangkan? Berani ambil resiko? Apakah jika kita memilih menunggu orang mau kita comblangkan tampak siap itu bentuk ketidakperhatian?
  7. Kondisi ke-7, bagi si muka sangar bawaan lahir (gw bgt -_-). yah kalau yang ini saya rasa saya cukup bisa memahami. Bagi yang sudah default punya bibir default senyum, bersyukurlah. Karena ada orang yang default mukanya memang sudah ganas dari sononya. Bagi orang-orang seperti itu harus berusaha ekstra melatih wajah senyum. Orang yang tampaknya galak belum tentu keras hatinya >___<

Ya, mungkin itu dulu yang mau saya sampaikan. Hanya untuk saling mengingatkan saja, bahwa kita ini makhluk sosial yang harus ada saling pengertian satu sama lain. Begitu juga ketika kita di forum semacam mentoring atau halaqoh. Jengkel dengan orang lain itu wajar, karena setiap orang punya ego. Tinggal bagaimana kita mengelola ego kita masing-masing. Jangan sampai kita ga ngaji lagi karena suatu kekecewaan apalagi hanya gara-gara persoalan personal. Jika kita sebagai mente, latihlah diri kita untuk selalu mencari kelebihan dan segi positif MR kita, karena beliau pastilah punya kelebihan yang tidak kita punya yang dapat kita ambil pelajaran darinya. Jika kita seorang MR, mari introspeksi diri kita bisa jadi memang kita telah mendzolimi orang lain karen kurangnya ilmu dan tingginya ego.

Semoga bermanfaat. Fastabiqul khoirot. ALLAHU AKBAR

No comments:

Post a Comment