Friday, August 26, 2016

Sang Mantan


Sang Mantan

๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ

Kala itu
Banyak orang datang dari benua biru
Awalnya kita pikir mereka tamu
Datang untuk membeli jamu
Jamu yang sangat laku
dijual di benua biru
Namun lama-lama mereka jemu
Hanya jadi pembeli melulu
Akhirnya nafsu menggebu
Tak hanya jamu yang mereka mau
Dan mereka pun datang menyerbu
Hingga tiga abad lebih berlalu
Nenek moyang kita ditipu!

Merdeka!
adalah cita-cita nenek moyang kita
Berbagai cara mereka lakukan
Dengan kelembutan maupun kekerasan
Jiwa raga nyawa bahkan keluarga dikorbankan
Demi sebuah asa kemerdekaan
Demi mengusir sang mantan 

Ah, kita memang terlalu cantik
Para mantan datang silih berganti
ada yang putih
ada pula yang kuning
Nenek moyang kita pun berganti 
Dari generasi ke generasi
Mewariskan semangat yang tak pernah mati
Hingga akhirnya datanglah yang dinanti
Proklamasi!

Tujuh belas Agustus
Tujuh puluh satu tahun yang lalu
Konon para mantan pergi berlalu
Meskipun awalnya tak semuanya mau
Tapi kita tak mau tahu
Karena kemerdekaan menjadi pemacu

Kini mereka sudah pergi
Para mantan sudah pulang kembali
Nenek moyang sudah berganti
Tinggalah kita sendiri
Merawat bumi pertiwi
Membuatnya tersenyum kembali

๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ๐Ÿ’Ÿ

Shofi, di negri Sang Mantan
18 Agustus 2016
Didedikasikan untuk Indonesia Membaca dalam rangka 71th Indonesia

No comments:

Post a Comment