Banyak yang bertanya bagaimana bisa aku kuliah di Jepang.
Pakai beasiswa apa? Kalau kuliah di Jepang harus bisa bahasa Jepang atau tidak, dan lain-lain. Sebenarnya sudah
lama niat mau berbagi pengalaman tapi kok ya malesnya ga pergi-pergi.
Tapi sudah ada janji dengan beberapa teman untuk share pengalaman komplit
(terutama menyoal pembiayaan). Selain itu, ada juga janji dengan
diri sendiri kalau dapat beasiswa mau nulis cerita perjalanannya. Tapi ini aku nulisnya asal aja ya. Asal mengalir
dari hati tanpa gambar warna-warni dan atau hal-hal nyeni ala-ala blogger pada
umumnya. Ndak. Jadi siap-siap bosen. Heheh.
Oke. Darimana sebaiknya kita mulai? Oh kita mulai saja dari
pertanyaan Gimana cara bisa kuliah di Jepang? Karena itu pertanyaan yang
paling sering muncul.
Gimana cara bisa kuliah di Jepang?
Sebenarnya ada banyak cara, yang paling umum
(sepengetahuanku) adalah adanya kerjasama antar institusi misal antar
universitas, dan/atau program-program PNS (terutama dosen dan peneliti). Kalau
ada kerjasama dari institusi gitu sepertinya memang lebih gampang ya,
informasinya bisa ditanyakan langsung ke institusinya. Biasanya ada beberapa program
yang bisa diikuti. Tinggal ikuti persyaratannya, kalau rezeki, gampang lah
insyaAllah.
Nah, gimana kalau kita ini dosen bukan, mahasiswa bukan
(udah lulus maksudnya), kampus atau almamater mungkin baru ‘terdengar’ (lebih
parah dari sekedar terakreditasi) sehingga ga ada kerjasama dengan kampus di luar
negeri, cupu pula, ga punya duit pula, pinter juga enggak, IPK pas-pasan.
Kalau memang begitu kondisinya, saran paling utama adalah kencengin deh doanya.
Hehe…
Eh tapi serius. Itu ciri-cirinya mendekati kondisiku lho.
Selain doa, asalkan ada usaha dan tawakkal yang sungguh-sungguh sehingga orang
tua dan Allah ridho, inshaAllah bisa.
Nah,
jadi kalau kita tidak terikat suatu institusi, maka kita harus kerja keras
mencari jalur yang lain dan berusaha lebih keras. Berikut ini poin-poin yang
mungkin bisa diusahakan (ga urut gapapa lho):