Thursday, June 23, 2016

Trio Propagasi Gelombang



Dalam komunikasi nirkabel (wireless communication), gelombang radio mengalami propagasi, atau persebaran, dari transmitter ke receiver biasanya disebabkan oleh tiga fenomena fisik yaitu :

  1. Pantulan (Reflection
  2. Difraksi (Diffraction)
  3. Pembelokan (Scattering)
Reflection--adalah fenomena fisik yang terjadi ketika gelombang elektromagnetik menabrak obyek yang luas dimensinya seperti gedung atau permukaan bumi. 

Diffraction--terjadi ketika gelombang terhalang oleh obyek yang tajam tak beraturan yang masih memiliki celah-celah sehingga menghasilkan gelombang sekunder di balik obyek penghalang tersebut. 

Scattering--adalah fenomena fisik ketika ketika gelombang dipaksa dibelokkan karena menabrak penghalang-penghalang kecil seperti dahan pepohonan, rambu-rambu lalutintas, dll. Hal ini menyebabkan sinyal yang sampai ke receiver  berasal dari beberapa jalur sehingga biasa juga disebut multipath propagation.

Wednesday, June 22, 2016

Perbedaan RSS dan RSSI

Beberapa kali baca paper tentang localization berdasarkan kekuatan sinyal ada yang menyebutkan RSS (Received Signal Strength) ada juga yang menyebutkan RSSI (Received Signal Strength Indicator).

Akhirnya dapat penjelasan singkat dari Technical Blog. Jadi RSS adalah nilai sinyal yang sebenarnya. Umumnya nilai RSS adalah negatif dalam satuan dBm, dB, miliWatt, Watt. Sedangkan RSSI adalah nilai indikator yang selalu positif dan tidak memiliki satuan. 

Bisa dikatakan RSSI itu untuk memudahkan pemahaman orang umum dengan mengkonversi nilai negatif pada RSS menjadi positif dengan cara scaling. Contoh, jika kekuatan sinyal atau RSS maximum 0 dBm dan minimum -100dBm maka kita bisa katakan RSSI maksimumnya adalah 100 dan minimum 0.

Semoga bermanfaat ^_^

sumber:
http://dinomycle.blogspot.jp/2011/04/difference-between-rssi-and-rss.html

Wednesday, June 15, 2016

Satu pelajaran penting kudapat

Satu pelajaran penting kudapat
Kau tau mengapa rasa itu ada?
Hati nuranimu telah menegurmu
Tapi kau abaikan
Masihkan kah kau mengelak?
Masihkah kau ragu?
Sesungguhnya yang baik dan yg buruk itu jelas
Hitam dan putih itu jelas
Kenapa masih juga kau ambil yang abu-abu?
Kau sudah tau
Bahwa harapan itu semu
Janganlah kau habiskan energimu
Untuk hal yang membuatmu ragu

Tinggalkan manusia
Atau kau harus siap kecewa
Ah sudah lah
Fokuskan dirimu hanya padaNya
Itu saja
INNALLAHA MA'ANA

6-411, 11-06-2016

Teman sejati

Apa yang kau sebut teman sejati?
Dimana itu teman sejati
Apakah ia selalu ada di hati
Atau dia yg tak pernah menyakiti?

Teman sejati
Apakah ia yang selalu ada mendampingi?
Apakah ia yang selalu ada untuk berbagi?
Apakah ia.......

Ah aku pun tak tahu
Kalau lah hanya Alloh tempat mengadu
Tentu tak perlu ragu untuk itu

Duhai hati
Kenapa kau kalah dengan nafsu duniawi?
Nafsu untuk memiliki teman sejati
Tapi kau tinggalkan sang pemilik hati
Akhirnya sesal kau dapati

Duhai diri
Belajarlah untuk memahami
Belajarlah untuk menahan diri
Gegap gempita duniawi
Takkan menemanimu saat kau mati

Duhai Rabbi
Ampunilah diri ini
Yang secara sadar telah mengotori diri
meninggalkanmu untuk sesuatu yang tak pasti

Wahai diri
Ingatlah untuk selalu menjaga diri dan hati
Hanya Allah dan rasulNya lah teman sejati
Tak usahlah kau cari lagi
Dalam kubangan lumpur berduri
Yang rentan melukai

Duhai Rabbi
Ampunilah diri ini
Lindungilah kami
Karena panasnya api
Tak sanggup kami hadapi

6-411, 10-06-2016



Wednesday, June 8, 2016

Course, Exam, and Friend



Mungkin didikan orangtua untuk selalu bertanggungjawab atas apa yang telah kita perbuat atau yang kita pilih telah terdoktrin dalam diri. Aku bersyukur memiliki orang tua yang sangat demokratis. Selama ini mereka selalu membiarkan kami, anak-anaknya, memilih apa yang kita mau. Memilih tidak asal memilih, tetapi memilih yang harus sepaket dengan tanggungjawab. Efeknya sampai sekarang, aku terbiasa memilih sendiri jalan hidupku dan bertekat tidak pernah menyesalinya meskipun mungkin setelah dijalani ternyata berujung pada sesuatu yang tidak diharapkan.

Tapi rasa tanggung jawab itu lah yang menjadi dasar sehingga alhamdulillah jarang sekali aku merasa menyesali apa yang telah kupilih untuk dijalani meskipun ternyata jalan itu terjal penuh onak dan duri *rasanya kenal frasa ini ya. xixixi.

Nah, ngomong-ngomong soal tanggun jawab, masih hangat dalam ingatan. Sepekan yang lalu setelah exam 1 suatu mata kuliah, seorang teman bilang katanya tidak mau melanjutkan exam 2. Sebagai catatan, mata kuliah satu ini memang cukup unik, alih-alih mengadakan mid term test di pertengahan term, sensei menggabungkan mid term test dan final test di pekan terakhir perkuliahan. Alasannya karena dia khawatir kalau dia mengadakan mid term test di tengah perkuliahan, dia akan kehilangan beberapa murid setelah ujian mid. Jadi, bisa dibayangkan, sesulit apa mata kuliah itu kan? haha...
Dan benar saja, setelah ujian mid (exam 1), beberapa teman mempertimbangkan untuk tidak mengikuti exam 2 yang hanya selisih 3 hari dari exam 1. Mereka mempertimbangkan untuk Fail alias gagal dalam mata kuliah ini daripada harus menerima kenyataan nilai C di transkip nilai. Istilah populernya, 50 lebih baik dari 60. Jika dapat nilai 50 artinya kamu dapat nilai F dan nilai F ini tak pernah muncul dalam transkip nilai, sedangkan 60 artinya nilai C akan nangkring manis di transkip nilai. So, that's what will be happen.